Mohon tunggu...
Royke Kumowal
Royke Kumowal Mohon Tunggu... profesional -

Lulusan Sarjana S1 yang sedang melanjutkan studi S2 di Apollos Jakarta.\r\n\r\nAktif di Kompasiana dan menyukai dunia jurnalistik.\r\n\r\nPernah bekerja sebagai Reporter/ wartawan di PurnamaNews dan seorang citizen journalist.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mother Monster vs "Father Monster" ? (Menghakimi Itu Tidak Baik, Kawan! )

26 Mei 2012   07:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:46 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1337946313567886711

[caption id="attachment_178930" align="aligncenter" width="496" caption="http://wahyukokkang.wordpress.com/"][/caption] Bangga menjadi orang Indonesia adalah suatu kebanggaan yang tidak bisa saya pungkiri sebagai orang yang lahir di negara tercinta ini. Tetapi ternyata kebanggan terhadap negeri sendiri ini tidak dibarengi dengan kebanggaan terhadap  orang-orang Indonesia itu sendiri. Mungkin kalau saya gambarkan, diantara 100 orang Indonesia di negara ini, hanya 10 orang saja yang benar-benar menjunjung tinggi nilai-nilai bangsa Indonesia. Akhir-akhir ini, Indonesia banyak dibanjiri oleh bintang-bintang luar yang datang ke Indonesia. Dari bidang olah raga seperti Inter Milan, yaitu Zavier Zanetti, Maicon, Yuto Nagatomo, Julio Cesar, dkk. Sampai Super Junior dengan salah satu pentolannya yaitu Suju, Bahkan paling terakhir ini adalah si Mother Monster, Lady Gaga. Meraka datang ke Indonesia dengan berbagai macam tujuan. Sungguh indahnya Indonesia, Negara ini kini sudah tidak dipandang sebelah mata lagi. Bahkan pesepak bola Indonesia kita, Andik Vermansah sekarang dikenal sebagai Messi-nya Indonesia di negara kita dan negara luar. Ini sungguh terobosan yang luar biasa. Tapi, sore ini (25/5/2012)  tepatnya jam 17.15, ada hal tidak mengenakan dalam hati saya ketika membaca suatu media berita online vivanews.com dengan judul berita : "Demo Lady Gaga di Mabes, Masa Ancam Anarkis" yang kalimatnya dituliskan:

"Tak hanya itu, massa juga mengancam melakukan cara-cara di luar langkah Kepolisian jika konser tetap di lakukan. "

"Kalau dilecehkan semut pun melawan. Apa yang kami lakukan adalah karena terpaksa. Akan kami lakukan dengan cara-cara kami," teriak orator lagi.

Suatu kalimat yang sangat memalukan telah dilontarkan oleh seorang orator ormas berbau agama tersebut. Itu bukanlah suatu kalimat yang seharusnya diucapkan bagi orang yang menginginkan adanya kedamaian. Tetapi itu adalah suatu kalimat yang berbau anarkis!

Alasan penolakkan kehadiran Lady gaga yang dianggap merusak moral dan akhlak anak-anak muda di Indonesia kini dipertanyakan kembali?  APakah alasan memperjuangkan hal tersebut tulus dan ikhlas dilakukan oleh beberapa ormas tersebut atau hanya cari sensasi saja mereka di depan media dan masyarakat Indonesia? Anarkis adalah hal yang sangat mengancam kemanan negara Republik Indonesia. Dan itu sangat-sangat melanggar atauran norma-norma yang ada. Karena,  sejak kapan kebebasan reformasi harus disertai juga dengan kebebasan anarkis ? Justru hal itu yang dapat merusak mental, karakter, dan akhlak anak-anak muda Indonesia. yaitu selalu menyelesaikan masalah dengan tindakan anarkis. Itu bukanlah suatu cara yang dewasa bagi orang-orang yang mengaku dewasa.

Oleh karena itu, selesaikanlah suatu masalah dengan cara dingin. Kalau demo yang dilakukan tidak mencapai tujuan, relakanlah sebagai orang yang benar-benar bersikap dewasa. Bukankah bangsa kita dikenal sebagai negara demokrasi. Dan jangan mau menang sendiri. Mengharamkan suatu sikap yang dilakukan orang lain tetapi menghalalkan cara sendiri yang sifatnya merusak dengan mengatasnamakan ormas, negara Indonesia atau juga agama. Itu hanya membuat Anda menjadi pahlawan bertopeng yang tidak tahu malu saja dan pahlawan kesiangan yang mau jadi jagoan, tetapi jagoan neon.

Ini hayalah opini saja yang melihat dari sudut pandang yang berbeda, bukan dari sudut pandang sang mother monster. Jadi, tidak usah diributkan, karena saya sendiri pun orang yang kontra terhadap kehadiran Lady Gaga di Indonesia. Lebih baik kita saling berpikir dan mengoreksi diri sebelum bertindak. Apakah kita sudah lebih baik dari orang yang akan kita hakimi. Atau malah lebih buruk dari padanya.  Seperti ada bahasa mengatakan:

"Mengapa kalian melihat secukil kayu dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kalian perhatikan?"

Royke L Kumowal

(25/05/2012)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun