[caption id="attachment_166187" align="aligncenter" width="604" caption="Ilustrasi Gelas - foto arsip pribadi"][/caption] Gelas adalah tempat untuk minum yang berbentuk tabung dan terbuat dari kaca. Disaat kita sedang haus gelas menjadi salah satu wadah yang kita gunakan untuk menampung air menurut takaran yang akan kita minum. Gelas bukanlah benda yang sangat berharga dan istimewah bila hanya disimpan dan dipajang begitu saja di dalam lemari. Berharganya gelas dapat terlihat bila gelas itu dapat digunakan sebagai mana fungsinya. Tapi gelas hanyalah sebuah pajangan bila tidak digunakan sebagaimana fungsinya. Hari ini kita belajar dari gelas. Dari gelas kita bisa melihat cara berpikir kita. Gelas diumpamakan sama dengan otak kita yang siap menampung apa saja yang dapat ditampungnya. tetapi harus sebagaimana fungsinya. Kegunaan gelas yang tidak digunakan sebagaimana fungsinya hanya akan mengotori, meretakkan, bahkan bisa juga memecahkan gelas itu sendiri. Gelas biasa dipakai untuk mengisi air. Gelas tidak digunakan untuk mengisi  batu, tanah, mur, paku, dan lain-lain. Karena hanya orang bodoh saja yang mengisinya dengan barang-barang seperti itu. Itu adalah barang-barang tajam dapat merusak gelas. Seperti yang saya katakan tadi bahwa gelas sama dengan otak kita. Pertanyaannya: "Apakah yang Anda isi di dalam otak Anda?" "Apakah Anda mengisinya dengan pikiran-pikiran yang benar dan baik?" "Atau Anda hanya orang yang masa bodoh, cepat puas, serta  mengisinya dengan hal-hal yang tidak berguna?" Berhati-hatilah! Salah Anda mengisinya akan merusak seluruh kehidupan Anda. Orang yang melakukan bunuh diri, cepat putus asa, mudah kecewa, tidak bersemangat dalam hidup, iri hati, dengki, amarah, dendam, keji, pemerkosaan, penipuan, seks bebas, keributan, anarkis dan berbagai kejahatan-kejahatan yang lain adalah  orang yang tidak mengisi  pikirannya dengan hal-hal yang baik. [caption id="attachment_166188" align="aligncenter" width="604" caption="Foto Gelas-arsip pribadi"]
[/caption] Sama seperti gelas, bila Anda mengisinya dengan batu, paku, mur, jarum, pasir, yang terjadi adalah gelas tersebut akan rusak, lecet, dan bisa saja akan pecah dibandingkan bila Anda mengisinya dengan air. Begitu juga pikiran Anda bila Anda mengisinya dengan pikiran-pikiran kotor, jahat dan najis hanya akan merusak citra diri Anda, integritas Anda, cara pandang Anda, cara bersikap Anda, cara berbicara Anda, bahkan cara ANda memandang kehidupan Anda sendiri, dan juga nama baik Anda. Pikirkanlah apa yang harus Anda isi. Karena gelas diumpamakan sama seperti otak Anda. Dan otak memiliki fungsi untuk berpikir, maka itu isilah otak Anda dengan cara berpikir positif. Berpikir positif adalah sikap mental seseorang untuk mengembangkan pikirannya dengan cara memasukkan kata-kata, gambar-gambar, dan pikiran-pikiran yang sifatnya konstruktif  sehingga melahirkan kebiasaan-kebiasaan positif seperti: jiwa yang selalu optimis, percaya diri, kreatif, dan sebagainya. Dan sangat berbeda bila seseorang berpikir negatif yang hanya akan melahirkan kebiasaan-kebiasaan negatif, seperti: Jiwa yang pesimis, rendah diri, reaktif, dan lain-lain. Memang tidak mudah untuk melakukan hal tersebut bila Anda sudah terbiasa dengan hal-hal yang negatif. Karena hal itu tidaklah semudah Anda membalikkan telapak tangan Anda.  Tetapi janganlah pernah menyerah untuk melakukannya, karena segala sesuatu yang kita lakukan untuk mendatangkan kebaikkan harus melalui suatu tahapan yang dinamakan "proses". Dan di dalam proses itu ada yang dinamakan kesabaran, ketaatan, dan komitmen. Dan hal ini diungkapkan oleh  Stephen R Covey dalam bukunya "The seven Habits". Stephen R Covey mengatakan:
"Kebiasaan sulit berubah, tetapi bisa dirubah dengan komitmen yang sungguh-sungguh. Kebiasaan adalah aktivitas yang dikerjakan tanpa berpikir dulu." Kuatkan komitmen Anda! Karena nama baik lebih berharga daripada emas dan kekayaan besar. Â Jangan memberi kesempatan kepada pikiran yang negatif melintas dan berhenti pada pikiran Anda. Tetapi berpikirlah positif ! Dan ingatlah kalimat ini:
"Pergaulan yang buruk akan merusak kebiasaan yang baik." Jadi, Tanamkan itu dalam pikiran Anda, jangan melepaskannya. Dan bersiaplah menyambut diri Anda yang sesungguhnya!! Positif thinking and positif change! -WELCOME-
Penulis, Royke L KumowalBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Pendidikan Selengkapnya