Mohon tunggu...
Suara Asap
Suara Asap Mohon Tunggu... Jurnalis - conten / copy writer

Iseng - iseng menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Wabah Campak dan Gizi Buruk di Asmat, Papua

15 Januari 2018   10:55 Diperbarui: 15 Januari 2018   11:19 3381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Campak dan Gizi buruk telah kembali berdatangan dan menyerbu Kabupaten Asmat. Presiden Joko Widodo meminta pemerintah daerah Papua untuk tetap fokus dan bekerja cepat dalam menanganai campak dan gizi buruk yang kembali menyerang anak-anak suku Asmat di Papua.

Kabupaten Asmat telah mendapatkan banyak perhatian, dari banyak pihak salah satunya anggota Komisi IX DPR RI Frans Agung MP Natamenggala yang mendesak pemerintah agar segera melakukan penanganan gizi buruk anak-anak di Asmat.

Sebelumnya kasus ini Oscar Primadi selaku Kepala Humas (Kemenkes) telah melakukan imunisasi secara massal dan memberikan 2 - 3 ton Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk mengatasi gizi buruk dan campak.

Melansir dari CNNINdonesia, dalam kurun waktu empat bulan terakhir, campak dan gizi buruk telah menelan korban jiwa sedikitnya 28 anak. Presiden juga mengatakan bahwa kerja cepat mengatasi wabah tersebut harus dilakuakn Pemda sebab mereka yang langsung di lapangan dan mengetahui titik-titik penyebaran.

Kepala Humas Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi, membenarkan akan laporan tersebut. Menurutnya, imunisasi tak optimal di Asmat. Untuk menghimbau agar tiap warga melaksanakan imunisasi dengan lengkap dan benar. Bukan hanya itu Oscar berharap imnunisasi ini bisa dilakuakan secara terarur dan lengkap dan dapt menggerakan masyarakat untuk aktif melaksanakan posyandu.

Kondisi yang terjadi pada anak-anak sangatlah memprihatinjkan dengan kondisi fisiknya yang sangat kurus. Hal ini bukan hanya kekurangan gizi saja melainkan kejadian luar biasa (KLB) campak di lima distrik ini juga menimpa Kabupaten Asmat.

Elizabeth Jane Soepardi, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan, mengira bahwa imunisasi ini belum optimal dan kurang tenaga medis diperkirakan menjadi oenyebab cepat merebaknya wabah di wilayah paling timur Indonesia tersebut.

Untuk itu demi kenyamanan bersama, mengenai minimnya tenaga medis di wilayah pedalaman, Elizabeth Jane akan menugaskan tim dari pusat untuk ditugaskan disana. Rencaranya Kemenkes akan menempatkan tenaga -- tenaga pusat secara bergantian supaya ada kesinambungan, sampai tim daerah Papua mampu menagani kasus ini.

Dari hasil laporan 13 Januari 2018 sejumlah media menyebutkan jumlah korban tewan akibat campak dan gizi buruk masih mungkin bertambah. Hal ini, penderita campak masih dirawar di Rumah Sakit Agats, ibu kota Kabupaten Asmat. Menurut hasil yang tercatat untuk penderita berjumlah 22 pasien diantaranya,  16 pasien tengah rawat jalan, dan 6 orang masih dirawat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun