Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manusia dan Kucing dalam Catatan Sejarah, Sahabat yang Independen

4 Januari 2025   17:02 Diperbarui: 4 Januari 2025   17:02 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kucing di Istambul  Foto: https://cityofistanbul.net/istanbul-cats-reality/

Kucing dan anjing sama-sama hewan domestik yang dijinakan manusia sejak puluhan ribu tahun lalu di berbagai kebudayaan. Namun menurut  J. Anne Helgren dalam tulisannya "Cat The Domestical mammal" dalam  Britannica 1 Januari 2025mengungkap  asal usul karakternya berbeda.  

Anjing seperti halnya serigala hidup berkelompok yang mempunyai pimpinan yang mereka patuhi.  Ketika sudah dijinakan manusia anjing tunduk dan setia pada manusia yang dianggap pengganti pimpinannya.

Tidak demikian dengan kucing domestik yang sebetulnya nyaris seperti kucing hutan sifatnya independent dan awalnya tidak hidup berkelompok. Ketika sudah dijinakan manusia, kucing  tetap mempertahankan sifat independennya.  Ini yang menjelaskan mengapa terdapat banyak kucing liar di kawasan pemukiman manusia. 

Kucing bisa dipelihara, namun mereka bisa pergi dan kembali lagi sesuka mereka.  Kucing liar di jalanan hidup dengan makanan pemberian manusia sekalipun mereka bisa berburu seperti halnya kucing liar di hutan dan menjadi predator tikus jalanan. Kucing  menurut para ahli adalah satwa domestik yang tidak seratus persen dijinakkan.

Persahabatan antara manusia dan kucing lanjut Anne diperkirakan dari pertanian kawasan Timur Tengah antara 10 ribu hingga 5 ribu tahun lalu.  Manusia membutuhkan kucing untuk melindungi pertanian dari hewan-hewan pengerat.  Ini yang menjelaskan juga mengapa kucing mendapat tempat istimewa dalam berapa kebudayaan di Timur Tengah, termasuk Kekasairan Ottoman Turki.

Bukti arkeologis adalah penemuan kerangka jasad manusia dan kucing di Siprus Selatan dengan perkiraan waktu 9.500 tahun lalu. Dari Timur Tengah tradisi memelihara kucing atau manusia dekat dengan kucing menyebar ke berbagai penjuru dunia melalui jalur perdagangan.

David Jax dalam artikelnya "A Brief History of House Cat" dalam Smithsonian Magazine 30 Juni 2007 mengatakan kucing juga adad ala kebudayaan Mesir Kuno sebagai satwa domestik yang dihormati.

Terbukti penemuan kuburan kucing di Beni-Hassan di mana terdapat sekitar tiga ratus mumi kucing. Bahkan Dewi Cinta Mesir bernama Bastet.  Di Mesir, membunuh kucing adalah pelanggaran yang bisa dihukum mati.

Penghormatan Mesir kuno terhadap kucing sudah dikenal luas---dan terdokumentasi dengan baik dalam catatan arkeologi: para ilmuwan menemukan kuburan kucing di Beni-Hassan yang dipenuhi dengan 300.000 mumi kucing. Bastet, dewi cinta Mesir, berkepala kucing.

Bastet adalah dewi perapian, rumah, wanita, dan rahasia wanita.  Dewi ini simbol perdamaian dan kesejaterahan bagi para pegikutinya, baik laki-laki maupun perempuan.  Pada Mesir Kuno membunuh kucing  adalah pelanggaran berat yang bisa berakibat dihukum mati. Bahkan membawa kucing ke luar Mesir merupakan pelanggaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun