Lulu sendiri mengapa tertarik pada lingkungan hidup
Bermula dari ketertarikan belajar dunia kesehatan, kemudian mendapat kesempatan untuk belajar di Teknik Lingkungan ITB tahun 2014 yang ternyata asal muasalnya adalah Teknik Penyehatan, membuat saya memiliki ketertarikan terhadap lingkungan hidup. Sejak saat itu, saya banyak mengetahui bagaimana kerusakan lingkungan terjadi.
Saya meyakini bahwa akar permasalahan kerusakan hari ini akibat dari perilaku manusia, khususnya konsumsi berlebihan. Hal itu pula yang mendorong saya untuk mengambil studi lanjut di Psikologi Unpad yang berfokus kepada perilaku pro lingkungan di peminatan Psikologi Sosial. Saya bertekad ingin menjadi bagian dari solusi permasalahan tersebut.
Sejak kapan terlibat gerakan lingkungan hidup?
Semenjak di kampus, saya ikut terlibat aktif di Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB melalui kegiatan keprofesian dan sosial masyarakat, seperti Desa Mitra, Rain Garden Project, dan Kembang RW. Setelah itu, tahun 2018, melalui kolaborasi FIM Bandung, saya ikut terlibat mengaktivasi relawan Gerakan KangPisMan Kota Bandung yang dikoordinir oleh Kang Gun Gun Saptari di 100 hari pertama Wali Kota Bandung saat itu.
Saya meyakini, melalui langkah saat ini memulihkan lingkungan, saya ikut serta mengambil peran untuk mempertahankan kesempurnaan penciptaan Allah swt. yang selama ini berhasil membuat saya semakin mencintai agama Islam. Saya ingin generasi nanti masih merasakan kesempurnaan ciptaan-Nya.
Apa harapan Lulu untuk Wali Kota Bandung  mendatang untuk menata lingkungan hidup? Apa program Kang Pisman dan Buruan Sae harus terus berlanjut?Â
Saya berharap pemerintah mampu melihat permasalahan lebih holistik, tidak hanya berfokus kepada solusi seremonial yang hanya menyelesaikan masalah sesaat tanpa mempertimbangkan akibat jangka panjangnya.
Saya berharap Wali Kota mendatang terus mendukung program seperti Kang Pisman dan Buruan Sae karena keduanya saling melengkapi. Kang Pisman membantu mengelola sampah, sementara Buruan Sae membangun ketahanan pangan sekaligus mengurangi sampah sisa makanan. Dengan dukungan lebih luas, dampaknya bisa semakin terasa di seluruh Bandung.
Irvan Sjafari
Â