Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dinamika Kehidupan Mahasiswa Bandung 1969, Catatan Awal

18 November 2024   22:27 Diperbarui: 18 November 2024   22:46 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Klipping Berita tentang Ratu Universitas -Foto: Repro Koleksi Perpusnas oleh Irvan Sjafari

Penyelesaian itu ialah pihak Dekan FKG Unpad membatalkan keputusan skorsing.   Begitu juga soal keputusan pembayaran sisa dana Rp2.000 per orang, ada 1 Oktober dibayarkan Rp1.000 dan sisanya pada 31 Oktober 1969 Rp1.000. Tidak terdapat informasi bagaimana penyelesaian masalah ini, tetapi  hehidupan kuliah kembali normal.

Pikiran Rakjat ,  edisi 25 November 1969 menyebut ITB menerima 800 mahasiswa baru untuk 20 bagian tahun kuliah 1970. Pendaftaran hingga ujian saringan masuk dilakukan pada Desember 1969 dan pengumuman pada 19 Januari 1969 di gedung PIAI Jalan Surapati 1.

Calon mahasiswa membayar Rp1.000 untuk ujian saringan masuk dan jika lulus membayar uang pendidikan dan pratikum antara Rp5.000 hingga Rp6.000.    Namun ada juga uang pangkal Rp20.000 untuk bagian Elektro, Sipil, Mesin, Farmasi, Arsitektur dan Seni Rupa, serta Rp10.000 untuk bagian Kimia, Biologi, Matematika, Astronomi, Geofisika, Metereologi dan Geologi.  

Sementara pihak Universitas Padjadjaran belum mengumumkan berapa jumlah mahasiswa yang diterima. Namun Kata Livaian Lubis seperti dikutip dari Pikiran Rakjat 26 November 1969 melebihi tahun sebelumnya.  Sementara uang pendaftaran antara Rp150 dan uang testing Rp150.   Sementara Uang sumbangan pendidikan rata-rata sebesar Rp75.000.

Kalau disimak dari pemberitaan, maka biaya kuliah yang dikenakan  pada 1970 tidak beda dengan 1969.  Menurut Sobirin pada 1960-an, banyak mahasiswa yang berasal dari keluarga sederhana atau kurang mampu, dan biaya pendidikan bisa menjadi tantangan.  

Untuk mengatasi memang ada program beasiswa dari organisasi sosial maupun Yayasan, maupun dengan cara bekerja sambilan sebagai asisten dosen atau pekerjaan sekitar kampus.

"Mahasiswa seringkali memiliki semangat gotong royong, di mana teman-teman yang lebih mampu secara ekonomi terkadang membantu teman-temannya yang kesulitan, baik secara langsung maupun melalui penggalangan dana solidaritas," tutur Sobirin.

Irvan Sjafari

Main Foto: https://ika-fkunpad.org/wp-content/uploads/2016/10/IMG-20160914-WA0071.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun