Nah, peneliti dari London School of Hygiene & Tropical Medicine mengaitkan  ruang terbuka hijau yang melimpah di area perkotaan ternyata tingkat penyakit dan kematian akibat panas  lebih rendah, serta memelihara kesehatan mental warganya lebih baik dan mendorong kesejahteraan lebih baik.Â
"Ruang terbuka hijau perkotaan memainkan peran penting dalam mengurangi risiko kesehatan akibat panas, menawarkan strategi potensial bagi perencanaan perkotaan untuk mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan kesehatan masyarakat," tulis para peneliti dalam jurnal BMJ Open. Â Â
Para peneliti menyertakan konten yang dipublikasikan dalam bahasa Inggris antara Januari 2000 dan Desember 2022. Mereka mempelajadi dan membedah  12 studi dari hasil awal lebih dari 3.000 studi dari Hong Kong, Australia, Vietnam, AS, Korea Selatan, Portugal, dan Jepang
Ahsana Nazis, Kirain Abbas dan Emmama Satar mencontohkan pada  2015, Karachi Pakistan, 65.000 orang warga Karachi, Pakistan dibawa ke rumah sakit dengan gejala terkait panas atau kurangnya akses ke pendingin udara.
Apa yang mereka ungkapkan tidak mengherankan karena Karachi telah kehilangan 650 taman dari 1800 taman. Sementara Pakistan kehilangan tutupan hutan dari 20 persen pada 1990-an hingga 2 persen pada 2010. Baca: Karachi' Dead End Urban Greening    Â
Catatan lain kualitas udara di kota ini juga tidak baik-baik pernah menyentuh angka 180 alias tidak sehat pada awal Desember 2020. Sudah RTH tidak memadai masih ditambah polusi dan tak mengherankan waku itu kota ini pernah dilanda kabut asap.
Ahsana dan kawan-kawan juga menyitir sebuah studi di Australia juga menekankan manfaat kesehatan dari infrastruktur penghijauan, yang mungkin mengurangi mortalitas akibat panas hingga 11,7 per hari di wilayah Sydney.Â
Sebagai catatan kota ini mampunyai 400 taman dengan total RTH 46% atau hampir separuh dari luas kota 2.145 km2. Saya mengintip dari situs IQAir berapa sih indeks kualitas udara di Sidney pada 21 hingga 23 Oktober ternyata antara 16-49 termasuk baik. Jangan bandingkan dengan Jakarta dan Bandung? Ngeri sekali.
Masih ada waktu kok memperbaiki RTH di kota-kota Indonesia. Mudah-mudahan belum terlambat. Bagaimana nih pemimpin daerah yang baru?
Irvan Sjafari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H