Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Moda Transportasi Sungai di Jakarta Jika Terwujud Asyik tetapi Bisa Nggak?

8 Oktober 2024   20:12 Diperbarui: 8 Oktober 2024   20:29 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ridwan Kamil Susur Ciliwung Sumber Gambar: https://www.merdeka.com

Butuh biaya sangat besar untuk pembebasan lahan dan pemeliharaan kedalaman. Sungai ciliwung dari  kawasan Condet umumya dangkal dan sempit, butuh dana sangat besar untuk melebarkan dan mengatur kedalamannya agar sesuai untuk jalur transportasi.

"Selain itu jika mengubah Sungai Ciliwung untuk lalu lintas transportasi ada risiko  dampak lingkungannya akan sangat merusak ekosistem sungai. Imbasnya akan menghilangkan vegetasi sempadan daerah resapan air dan habitat satwa liar. Kalau mau direalisasikan mungkin bisa untuk  jarak pendek di Banjir Kanal Timur," tutur Daru ketika saya hubungi, 8 Oktober 2024.

Banjir Kanal Timur memang memungkinkan karena mempunyai lebar signifikan sekitar seratus hingga tiga ratus meter dengan bantaran sungai yang memadai.

Lanjut Daru, debit air sungai sangat fluktuatif di musim hujan dan debit kemarau bisa sangat rendah sehingga sulit dilalui kapal. Lokasi Jakarta di wilayah hilir dengan kemiringan elevasi sungai yang agak curam dan profil aliran cenderung lurus sehingga rawan terjadi banjir kiriman dalam waktu cepat dan dapat membahayakan pengguna moda transportasi sungai.

Sementara pengamat tata kota, Nirwono Joga mengingatkan bahwa tiga gubernur Jakarta, Sutiyoso, Fauzi Wibowo dan Joko Widodo  sudah pernah mencoba menghidupkan riverway. Namun gagal.

Penyebabnya menurut pandangan Nirwono Yoga sedimentasi sungai tinggi dan sampah yang masih banyak dibuang. Kalau masih terjadi memberikan risiko sampah menyangkut di baling-baling. Jadi syaratnya sungainya harus bebas sampah.

Saya sendiri sepakat dengan Nirwono Yoga.  Apa indahnya menggunakan transportasi sungai yang kotor? Kalau bisa bersih dan bebas sampah wisatawan juga akan memilih menggunakan tranportasi sungai.

Menurut Nirwono, sedimentasi ini mempercepat pendangkalan sungai.  Musim kemarau juga membuat penurunan ekstrem hingga sulit dilalui kapal penumpang.

Bangunan jembatan pun perlu diubah bentuk melengkung hingga bisa dilalui kapal penumpang. Tinggi jembatan pun harus diubah. "Harus ada upaya pengaturan kagar tinggi air sungai stabil," kata Nirwono seperti dikutip dari Katadata. 

Kalau semua persyaratan yang dikatakan dua ahli itu diwujudkan artinya perlu perombakan besaran-besaran untuk sungai hingga infratsruktur jembatan. 

Paling memungkinkan memang Banjir Kanal Timur dan Banjir Kanal Barat  dan sebagian Ciliwung. Tiga ruas ini kalau terwujud dengan konsisten sudah prestasi yang baik, setidaknya bisa mendukung pariwisata.  Tentunya juga yang paling utama sungainya harus sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun