Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kota Bandung Terancam Krisis Air Bersih Masa Mendatang, Apa Penyebabnya?

8 September 2024   11:45 Diperbarui: 8 September 2024   11:49 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika penurunan muka air tanah tidak bisa diatasi maka kota Bandung masa mendatang akan mengalami krisis air bersih. Kota asri, sejuk dan nyaman tinggal kenangan?

Pada September 2024 ini, sejumlah daerah di kawasan Bandung Raya menghadapi kekeringan.  Sekira 856 hektar sawah di lima kecamatan, seperti Cieleunyi, Rancaekek, Solokan Jeruk, Majalaya dan Ciparay, Kabupaten Bandung menghadapi kekeringan akibat kemarau panjang yang membuat ratusan petani merana.

Kondisi kekeringan ini kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Ningning Hendarsah kepada Jabar Ekspress 7 September 2024, berdampak pda sawah mulai fase baru tanam hingga generatif.  https://jabarekspres.com/berita/2024/09/07/kemarau-panjang-ratusan-hektar-sawah-di-kabupaten-bandung-kekeringan/

Kabupaten Bandung Barat juga mengalami kekeringan. Menurut  Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bandung Barat, Meidi kekeringan menyebabkan 34 desa dan 134 RW di lima kecamatan seperti Kecamatan Ngrampah, Padalarang, Ciependeuy mengalami krisis air bersih.

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat  sudah mengumumkan status siaga kekeringan sejak 23 Agustus hingga 23 November mendatang.

Bagaimana dengan Kota Bandung? Sejumlah warga Kota Bandung yang saya hubungi mengaku air tanah di darahnya masih aman. Saepul Hadi Santoso, warga Keurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap  mengaku  saat ini air bersih bisa dibilang masih mencukupi.  

"Walaupun  pasokan air sedikit berkurang dibanding  dulu. Mungkin berkurangnya  akibat musim kemarau," ujar Saepul.

Rahmat Kurnia, warga Antapani Selatan juga mengaku air tanah di daerahnya relatif aman.  Hanya saja kalau di luar Kota Bandung sudah mula terasa dampaknya.

Namun menurut Rahmat kelihatannya tidak seburuk kejadian beberapa tahun ke belakang.

Hanya saja sejumlah pakar mengingatkan , bukan soal kemarau membuat kawasan Bandung Raya mengalami krisis air. Staf pengajar Geodesi Institut Teknologi Bandung Heri Andreas menyampaikan 80 persen penurunan muka air tanah (land subsidence)  di Kota Bandung disebabkan  pemakaian air tanah yang begitu tinggi.

Selain pemakaian air dari PDAM, sejumlah warga mempunyai sumur artesis sediri yang airnya dijual kepada warga. Jadi penurunan muka air tanah bukan hanya persoalan di daerah pesisir tetapi di daerah cekungan seperti Bandung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun