Kalau dilihat dari basis massa, maka Khofifah dan Luluk akan adu kuat di basis NU, sementara Tri Rismaharini kemungkinan meraih suara di perkotaan, selain basis massa PDI-Perjuangan. Â Luluk jadi kuda hitam dalam hal ini.
Besar kemungkinan mereka yang kecewa di Jawa Timur terhadap peristiwa politik beberapa bulan ini akan lari ke Tri Rismaharini. Jadi pertarungan menjadi seru. Â Hanya saya khawatir adu program jadi faktor kedua, faktor sentiment politik menjadi yang pertema.
Seandainya saja parpol-parpol konsisten saja dengan keinginan konstituennya antara lain dari Pilkada DKI Jakarta seolah-olah menghambat Anies Baswedan, maka kemungkinan di Jawa Timur tetap akan pertarungan antara Khofifah dan Tri Rismaharini dan tetap ada calon ketiga mungkin juga empat pasangan.
Sebetulnya kalau saja Ridwan Kamil berhadapan dengan Anies Baswedan polanya akan sama teknokrat dengan tokoh yang berlatar belakang ilmu politik, sama seperti Tri Rismaharini dengan Khofifah. Â Adu program antara teknokrat dan yang berlatar belakang ilmu politik tentu beda dan itu yang menarik sebetulnya. Tetapi itu kan kata saya bukan elite parpol. Â
Khusus di Jawa Timur, ketiga srikandi bukan muncul karena dinasti politik itu juga harus dicatat. Â Mereka muncul karena prestasi dan kinerja mereka. Ini juga hal menarik.
Jadi perempuan atau laki-laki sudah tidak penting lagi untuk menjadi pertimbangan menjadi kepala daerah. Yang terpenting apakah pendidikannya mumpuni, integritas terjaga, punya trek record yang baik. Â Hanya saja sekarang ditambah dengan sentimen politik akhir-akhir ini. Â Yang saya khawatir hal terakhir ini menjadi lebih penting di mata pemilih.
Irvan Sjafari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H