Usia lima tahun juga bisa.  Saya sendiri  mulai memanah usia lima tahun.  Batas usia maksimal tidak ada, asalkan masih bisa menarik busur.  Panahan itu juga  butuh indurence (kesabaran) karena berada di lapangan itu bisa enam jam hingga dibutuhkan konsentrasi. Panahan itu butuh fokus, ketika menjalani kita lebih tenang.Â
Bagi Dinda sendiri apa asyiknya memanah itu?Â
Semakin saya melakukan panahan, semakin saya mengenal diri saya sendiri. Memanah itu mengajarkan kita untuk mengalahkan ketakutan di diri kita sendiri.
Bagaimana prestasi atlet panahan Indonesia dalam berapa tahun terakhir ini menurut catatan Dinda? Â Apakah cenderung stabil?
Kalau dibilang stabil tidak juga. Â Belum bisa menyamai Olimpiada 1988. Â Namun kalau ada peningkatan iya. Misalnya, Dianda Choriunnisa masuk perempat final Olimpiade Paris 2024 juga sudah bagus. Â Jadi butuh waktu dan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan.
Butuh sinergi antara Perpani dan Pemerintah untuk memfasilitasi, seperti dukungan peralatan dan pengiriman ke berbagai event dunia untuk menambah pengalaman bertanding. Atlet panahan dari negara lain juga makin maju setiap tahun dan boleh dibilang sekarang rata kekuatannya.
Benarkah regenerasi tidak masalah mengingat populernya olahraga panahan? Â Apa sih sebetulnya harus dilakukan Perpani dan Pemerintah memanfaatkan tingginya animo untuk olahraga panahan?
Dari segi regenerasi memang memunculkan banyak atlet baru. Saya masih turun di Pra PON sudah lihat sudah banyak wajah baru. Jadi regenerasi sudah mulai jalan. Apa yang dilakukan pengurus Perpani baru dipimpin Pak  Arsyad Rasyid juga ada kemajuan mengirim perwakilan berbagai event dunia.
Hanya saja memang 80 persen keberhasilan olahraga panahan adalah pada mental. Â Teknik sudah meningkat, tinggal mental trainning-nya harus ditingkatkan.
Catatan saya dari segi science Korea Selatan maju pesat. Mereka sudah punya teknologi yang bisa mengetest peralatan panahan sudah sempurna,
Sekarang aktivitas Dinda di panahan bagaimana? Pada 2024 ini mau melakukan apa?Â