Apa yang dikatakan Abu Jarah benar, saya meriset beberapa sekolah juga mempunyai ekstra kurikuler panahan. Sekolah Islam Terpadu Auliya di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, SMK Gendangsari, Gunungkidul, Yogyakarta, SMA Negeri 12 Berau, Sekolah Islam Atthirah di Sulawesi Selatan adalah contoh-contohnya.
"Namun ada juga ketertarikan mereka pada umumnya dorongan dari hadits Nabi Shalallahu alaihi wa salam," ucap Abu Jahra.
Ujar Abu Jahra, Animo prestasi atlet Indonesia sejak Asian Games 2018, Asian Games 2023 hingga keikutsertaan pada Olimpiade Paris 2024 ikut mendorong anak-anak dan remaja menggeluti olahraga ini.
Sebagai catatan pada Asian Games 2018, Indonesia meraih satu perak melalui Diananda Chorinuisa dan satu perunggu melalui Riau Ega Agatha Salsabilla.Â
Sementara pada tingkat SEA Games 2021, Indonesia meraih lima emas dan satu perak. Pada Asian Games 2023, Indonesia meraih dua medali perunggu.
Pada Olimpiade Paris 2024, pada cabang panahan Indonesia meloloskan Diananda Choirunisa, Arif Dwi Pangestu, Rezza Octavia, dan Syifa Nur Afifah Kamal. Sekalipun tidak meraih medali, keempatnya membuktikan bahwa mereka sudah masuk atlet dunia.
Seperti halnya Eka Septia Wulan, olahraga panahan bisa dilakukan sejak usia dini, remaja, orang tua bahkan penyandang disabilitas sekaligus karena kemudahan melakukannya.
Ustad Satya Budi juga menyatakan hal senada. Setiap kali latihan diikuti 20 anak dengan peralatan memanah disediakan, kalau tidak membawanya.Â
"Saat ini banyak lomba memanah yang memungkinkan siswa sekolah bisa menjadikannya bekal melanjutkan ke perguruan tinggi lewat jalur prestasi," kata alumni Jurusan Akutansi Universitas Padjadjaran ini kepada saya, 16 Agustus 2024.
Saya sendiri pernah mencoba apakah memanah ini mudah seperti di dalam film. Ternyata tidak juga, otot di tangan seperti tertarik sakit dan bidikan saya meleset semua. Tetapi mungkin saya baru pertama mencoba, tanpa pemanasan pula.