Instagram Alobi Foundation pada 5 Agustus 2024  menyampaikan seorang warga di Kacang Pedang, Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka Belitung melaporkan  rumahnya kemasukan seekor kukang endemik Bangka (Nycticebus Bancanus). Â
Menanggapi laporan ini tim penyelamat satwa liar Alobi segera melakukan evakuasi terhadap satwa ini. Sayangnya, kukang ini dalam keadaan mengenaskan, tempurung kepala dan perutnya terluka.Â
Kukang itu masih bisa dibawa ke Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Babel di kawasan Reklamasi Timah Jangkang. Hewan itu masih menunjukkan semangat bertahan hidup.
Belajar dari kejadian ini pihak Alobi meminta masyarakat di provinsi itu jika ada satwa liar yang sebetulnya tidak berbahaya seperti kukang, tarsius atau treggiling ketika masuk pekarangan atau rumah untuk tidak dilukai. Lembaga ini meminta warga untuk mengontak pihaknya atau BKSDA.
Sekitar seminggu sebelumnya Yayasan Alobi juga menerima laporan seekor kukang lainnya tersengat listrik di Desa Batu Rusa Kecamatan Marawang.
Untungnya ada seorang warga bernama Havis yang mau merawat kukang itu dan kemudian menyerahkan kukang itu pada Alobi. Ketika dievakuasi kukang malang itu mendapat luka di kanan yang membusuk, mata rusak dan luka bagian perut. Kondisi ini tidak memungkinkan Sang Kukang kembali ke habitatnya.
Apa yang dialami kukang ini mengingatkan saya pada nasib monyet ekor panjang di sejumlah daerah pemukiman di Indonesia. Pada waktu saya berjalan-jalan di kawasan Taman Hutan Raya Djuanda monyet ekor panjang tanpa malu-malu lagi menjarah warung dan menghampiri pengunjung yang sedang makan.Â
Bahkan di kawasan Lembang dan Bandung Utara monyet ekor panjang ini berkeliaran di rumah warga. Hal ini menjadi pertanyaan apa yang dilakukan hewan-hewan ini keluar habitat mereka? Apa makanan di habitat mereka tidak lagi mencukupi? Â
Manager Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Bangka Belitung Endi R. Yusuf  baik kukang maupun satwa liar  keluar habitat karena terjadi banyak penyempitan habitat.
Habitat itu  dalam  istilah masyarakat di Bangka Belitung disebut kelekak, area hutan atau sebidang tanah yang ditanami pohon khas daerah  umumnya durian, binjai, manggis. Pemiliknya pribadi maupun bersama, sebagai warisan leluhur untuk anak cucu di kemudian hari. Buah-buahan itu adalah makanan kukang Bangka ini.