Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Sungai Plastik", Ungkap Wajah Kelam Sungai Indonesia

30 Juli 2024   13:02 Diperbarui: 30 Juli 2024   13:04 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sungai Plastik, Kredit Foto: Ecoton

Saya jadi ingat film layar lebar "The Motorcycle Diary" (2004) yang mempertujunkkan petualangan dua anak muda Argentina Ernesto "Che" Guevara dan Alberto Guanardo melakukan perjalanan di Amerika Selatan dan menemukan berbagai ketimpangan sosial dengan naik sepeda motor. Perjalanan ini mengubah hidup dokter muda Ernesto menjadi kiri karena tidak tahan hati nuraninya.

Nah, dalam Sungai Plastik, ketimpangan terkait lingkungan  disaksikan Prigi dan Amirudin. 

"Di Sawah Lunto masyarakat harus memakai air yang tercemar  tambang dan akhirnya untuk mandi mereka terpaksa memkai air galon. Di Batanghari  air sungainya mengandung merkuri. Itu karena  di hulu banyak tambang emas illegal senyawa merkuri untuk pemisahan emas," ungkap Amirudin dalam tayangan video.

Banyak adegan yang menarik, ketika anak-anak di Ternate diajak bermain sambil edukasi menghitung jumlah sampah botol.  TIM ESN ingin mengajar anak-anak sebagai generasi penerus tentang bahaya sampah plastik tanpa menggurui.  Ke depannya mereka akan berpikir untuk tidak membuang sampah ke sungai.

Sebagai catatan 43% sampah plastik berasal dari saset dan 25% dari kantong plastik sekali pakai.

Tentu saja gambar-gambar yang menyeramkan. "Sungai Plastik" diselingi adegan relaks ketika Prigi dan timnya menari di Istana Maimun diiringi musik Melayu. Mereka juga belajar kebudayaan.

Film dokumenter ini menyadarkan saya bahwa kalau tidak ada orang seperti Prigi Arisandi dan Amirudin Muttaqin maka nasib sungai di Indonesia entah bagaimana. Padahal banyak kota di Indonesia yang dilalui sungai dan sungai adalah urat nadi kehidupan.

 

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun