"Kalau di sini bebas-bebas saja hingga kebablasan dan sudah saatnya makanan untuk anak sekolah ditata. Sekalipun Indonesia belum memungkinkan seperti Singapura di mana penduduk sedikit dan mudah diatur. Sementara di sini penduduknya banyak dan kebanyakan tidak mau diatur," papar Fahrudin.
Hasil dari ASEAN Summer School ini akan dijadikan masukan untuk Kota Bontang. Di sana masih ada sekolah yang tidak punya kantin. Kalau pun ada sekolah punya kantin, tempatnya kecil. Walaupun ada sekolah punya kantin memadai dan hasil dari ASEAN Summer ini akan menjadi masukan bagi Wali Kota untuk kemudian dilakukan penataan.
Kota Bontang juga punya program Urban Farming seperti Buruan SAE di Kota Bandung. Bedanya kalau di Kota Bandung warganya masih banyak yang konsisten tetap mengelolanya, sementara di Bontang, warganya ada yang meninggalkan begitu saja begitu sudah ada titik urban farming.Â
Apa yang diungkapkan Nanang dan Fahrudin patut digarisbwahi bahwa urban farming penting untuk mensuplai makanan sehat ke sekolah dan ini juga berpotensi mendukung program makan siang gratis yang digadang pemerintah mendatang. Itu sudah ada praktisnya.
Selain SMPN 2 Bandung menurut Kompas.Com SMKN 5 Bandung juga mewajibkan siswanya membawa misting dan tumbler. Dengan demikian sekolah-sekolah ini  berupaya meminimalisir sampah, termasuk sampah anorganik. https://edukasi.kompas.com/read/2019/01/20/23091371/menjadikan-tren-kampanye-bawa-misting-dan-tumbler-ke-sekolahÂ
Menurut saya tidak ada salahnya kalau seluruh anak sekolah membawa misting dan tumbler yang bisa diisi ulang. Tentunya juga harus ada tempat mereka mencuci misting tempat makan dan tumbler ketika sudah digunakan dan mau dipakai lagi.
Â
Irvan Sjafari
 Foto: SMPN 2 Bandung-Kredit Humas Kota Bandung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H