Progam Buruan SAE (Sehat Alami dan Ekonomis) pada dasarnya merupakan program Urban Farming yang berwawasan lingkungan serta berkelanjutan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung yang sudah berlangsung sejak sekitar 2019. Â Hingga saat ini sudah menjadi 375 titik.
Kalau saja  titik-titik Urban Farming ini bisa berkembang mencapai ratusan titik bahkan mungkin lebih dari seribu titik, maka bukan saja bisa dimanfaatkan oleh warga, tetapi juga untuk anak sekolah hingga tujuan ketahanan pangan bisa dicapai.Â
Boleh dikatakan kota Bandung memungkinkan untuk menjadi percontohan bagaimana kantin sekolah bisa berperan membangun gizi anak dengan berkolaborasi dengan urban farming yang ada di sekitarnya.
Selain itu kota Bandung juga punya sentra-sentra susu yang memungkinkan kantin sekolah mendapat yoghurt sebagai minuman bergizi. Â Karena jaraknya tidak terlalu jauh maka biaya pengiriman murah dan kesegarnnya bisa lebih terjamin.
Para pelaku kuliner di kantin bisa mengolah aneka macam sayur, telur, ikan (termasuk lele), daging dan ayam menawarkan aneka macam jajanan. Â Mereka juga bisa membuat mi ayam dengan bahan dari sayuran tanpa pengawet dengan potongan daging ayam.
Variasi lain yang bisa disajikan antara lain kebab karena adanya sayuran segar, daging ayam, Â telur hingga martabak dengan telur dengan daging ayam dan sayuran. Â
Adanya kentang bisa menjadi alternatif pengganti karbohidrat karena mungkin bisa dipasok dari titik Buruan SAE. Â Saus tomat dan cabai bisa dibuat tanpa pengawet.
Pertanyaannya bagaimana dengan kota lain  selain Kota Bandung?
Nah menurut Theresia Gunawan Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP) adalah perjanjian global yang mengajak kota-kota di seluruh dunia untuk mengembangkan kebijakan pangan yang berkelanjutan.
Bandung menjadi kota pertama di ASEAN yang menandatangani pakta ini, menunjukkan komitmen kuatnya terhadap ketahanan pangan dan keberlanjutan.
Saat ini, Bandung memimpin sebagai ketua Steering Committee untuk wilayah Asia-Pasifik, berperan penting dalam memandu dan menginspirasi kota-kota lain di kawasan ini untuk menerapkan kebijakan pangan yang lebih baik.