Â
Soal isu lingkungan, menurut Kayra seberapa kuat tema lingkungan bisa diangkat ke dalam layar lebar Indonesia? Apa kuat kalau dikaitkan dengan horor?
Awalnya saya kurang yakin dengan tema lingkungan ini , tapi setelah nonton 30-an film pendek tentang lingkungan itu saya merasa isu lingkungan berpotensi loh sebenarnya untuk tayang di layar lebar, apalagi Indonesia yang negaranya masih banyak habitat alamnya, hutan, laut dan sebagainya.
Tapi mungkin yang susah itu ada di bagian risetnya dan tiap daerah pasti punya problemnya masing-masing dan keterbatasan teknologi juga bisa jadi hambatan dalam pembuatan film juga . Tapi kalau menjawab pertanyaan berpotensi tidaknya, saya bisa bilang iya. Kalau dihubungkan dengan genre, tidak musti horor kok, saya pun mengambil komedi untuk membalut isi lingkungan agar lebih ringan bagi penonton, bagaimana preferensi pembuat film saja.
Film lingkungan yang saya suka mungkin yang baru saja aku tonton waktu di Milan, film dokumenter ini judulnya "Enfer Libyen", dia pemenang kategori "Earth Echoes" di Duemila30 Â beberapa waktu lalu.Â
Film itu bercerita tentang pengalaman kayak neraka yang dialami seorang pengungsi di libya. Menurut saya kemasan filmnya bagus. Sang sineas memakai analogi predator yang memangsa targetnya di lingkungan buas, seperti apa yang si karakter utama alami di Libya. Visualnya dibuat semacam video yang dipakaikan filter jadi kesannya seperti animasi. Genrenya semi fiksi sebenarnya tapi yang bikin saya tertarik itu dari sisi story telling-nya.
Â
Rencananya ke depan mau buat film apa lagi? Apa visi Kayra tentang dunia film? Â Apa benar-benar mau terjun ke dunia film?
Ke depannya sudah ada rencana mau bikin beberapa film pendek untuk festival dulu, bersama tim produksi sendiri yaitu 3 Pulau Production, pelan-pelan saja masuk ke industri film Indonesia yang lebih besar. Â Amin.
Irvan Sjafari