Kaitannya dengan isu lingkungannya sendiri itu muncul saat mentoring kelompok dengan mas Haris Yulianto, di acara film funding Semarang Gawe Film (SGF) yang juga jadi salah satu sumber dana produksi Sisa Satu ini.
Dari sana kami dapet ide kalau sifat tidak enakan ini bisa dibalut isu yang lebih kuat yaitu lingkungan. Jadi kami gunakanlah isu lingkungan di aspek makanan yang tersisa satu dan juga latar waktu di masa depan ketika laut sudah tercemar total. Durasinya sendiri kurang lebih 15 menit, diperankan oleh teman saya sendiri yang mahasiswa Unpad juga, dan syuting di Bandung.
Berapa lama durasi film ini? Syutingnya di mana? Karakter utamanya dari kalangan mana?
Durasinya sendiri kurang lebih 15 menit, diperankan oleh teman saya, mahasiswa Unpad juga dan syuting di Bandung.
Pengalaman di Milan bagaimana?Â
Alhamdulillah saya jadi punya kesempatan untuk ke benua Eropa, banyak sekali hal yang saya dapatkan mulai dari film, teman internasional hingga kultur yang ada disana. Untuk ukuran solo trip kali ini lumayan lancar dan berkesan, banyak terimakasih juga atas bantuan dari keluarga dan teman tentunya. Kalau diceritain lebih lanjut kayaknya panjang deh hehe.
Film yang ditayangkan sangat amat beragam asalnya bener-bener  dari negara seluruh dunia ada di situ walaupun nggak semuanya juga. Kalau ditanya menarik sih semuanya menarik, budaya produksi film tiap negara pasti berbeda-beda, dan sepertinya itu yang membuat menarik dari tiap film yang ditonton.
Tema tidakenakan dalam masyarakat Indonesia, apa menurut Kayra tentang fenomena ini? (karena tidak banyak diangkat dalam film Indonesia)? Contoh-contoh tidak enakan dalam budaya Indonesia seperti apa?
Tentang tidak enakan ini di lingkungan saya sendiri sangat umum, semakin ceritanya berasal dari pengalaman pribadi semakin kuat juga ceritanya, jadi alasan utamanya bukan karena jarang ada di film Indonesia tapi karena dekat dengan saya.
Contoh tidak enakannya sendiri sih pasti pernah kan sekali aja diminta sesuatu sama orang walaupun  tidak mau tapi nggak enak kalau menolak? Baik atau enggaknya tergantung situasi kondisinya seperti apa.  Kurang tau juga apakah ini hanya di Indonesia atau mungkin negara lain juga ada kebiasaan seperti ini. Tapi kalau soal pernah merasakan atau tidak sih sering, tapi jangan jadi terbiasa dan jadi people pleaser loh ya.