Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menunggu Kehadiran Partai Hijau Indonesia di Pemilu

10 Juli 2024   23:09 Diperbarui: 10 Juli 2024   23:16 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu aku pertama kali memasuki Ospek di kampus Fakultas Sastra UI berapa dekade lalu, salah satu lagu yang diberikan "kakak senior" ialah "We Shall Overcome" yang waktu itu saya bingung maksudnya apa.

Setelah lulus saya baru tahu bahwa lagu itu adalah lagu perjuangan anti perang, lagu perjuangan melawan penindasan terhadap rezim yang dipopulerkan oleh Joan Baez, penyanyi kesayangan senior saya almarhum Soe Hok Gie. 

Sebetulnya lagu itu juga dinyanyikan Pete Seeger, tetapi karena Joan Baez adalah aktivis anti Perang Vietnam di Amerika Serikat, maka lagu itu lebih melekat pada dirinya.

Pada Februari 2023,  saya mengobrol dengan beberapa aktivis lingkungan hidup muda di kota Bandung  di sebuah tempat di daerah Setiabudhi.   Kami cemas akan keberadaan mata air di Kawasan Bandung Utara, yang terancam keserakahan komersialisasi.  Padahal  di masa depan air akan lebih berharga daripada emas.

Salah satu isi percakapan ialah apakah perlu ada sebuah partai yang fokus pada lingkungan hidup seperti Partai Hijau di Jerman atau bisa dilakukan oleh partai-partai politik yang ada, tetapi oleh legislator yang peduli pada isu lingkungan hidup dan keberlanjutan.

Pertanyaannya apakah mungkin Partai Hijau Indonesia yang memang ada menjadi partai yang kuat di Indonesia seperti koleganya di Jerman hingga paling tidak jadi kelompok penekan di parlemen? 

Keberadaan Partai Hijau Indonesia setidaknya mengurangi laju kalau tidak bisa menghentikan deforestasi, melepaskan ketergantungan ekonomi pada sektor pertambangan, yang banyak dikritisi lebih banyak menimbulkan kerusakan terutama di masa depan,  hingga menjadikan ekonomi hijau sebagai platform pembangunan.

Opsi kedua kaukus hijau di parlemen mungkin bisa melakukan hal itu? Pertanyaan di Dapilnya bisa nggak calon legislatordari partai yang berbeda ini, tetapi  mengusung isu hijau dan keberlanjutan itu meraih suara signifikan hingga lolos.

Kemudian mereka yang punya visi yang sama ini bekerja sama di parlemen untuk menggulirkan regulasi untuk kepentingan konstituennya yang resah pada kerusakan lingkungan, misalnya masyarakat adat di sejumlah daerah.   

Pertanyaan, apakah calon-calon ini bisa menang di  Dapilnya terutama dari incumbent dari partai masing-masing? Apakah masalah lingkungan hidup  sudah dianggap penting di Indonesia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun