Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menunggu Kehadiran Partai Hijau Indonesia di Pemilu

10 Juli 2024   23:09 Diperbarui: 10 Juli 2024   23:16 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Delegasi Partai Hijau Indonesia di Incheon, Korea Selatan,  11 Juni 2023  https://www.hijau.org/berita/resolusi_ai_ggc_2023

"We Shall  Overcome!" cetus saya mengingat pada lagu yang menjadi salah satu ikon di kampus saya dulu.

Kendala di Indonesia untuk Partai Hijau

Leonard Simanjuntak,  Country Director Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak mengatakan sekalipun dia tidak terlalu mengikuti secara dekat Partai Hijau Jerman, tetapi mereka mempunyai platform ekonomi hijau.

Yang paling utama adalah dekarbonisasi sektor industri dan energi. Juga tentu saja yang kita kenal adalah membersihkan ekonomi Jerman dan Eropa dari deforestasi seperti melalui EUDR.

"Kalau saya tidak salah target NZE di Jerman adalah 2035 atau 2040. Tentu sangat ambisius dibanding Indonesia yang 2060.  Saat ini Partai Hijau Jerman menjadi bagian dari ruling coalition dengan SPD (Partai Sosial Demokrat)," kata Leonard ketika saya hubungi, 9 juli  2024 melalui Whatsapp.

Apakah Partai Hijau Jerman selalu selaras dengan konstituennya? Dalam semua fenomena politik ada core constituency yang menjadi basis pemilih Partai Hijau dan ada pemilih yang lebih loose yang naik turun dari waktu ke waktu.

Dalam Pemilu Jerman terakhir isu iklim menjadi isu electoral yang cukup sentral sehingga pemilih Partai Hijau meningkat. Tetapi dalam Pemilu Parlemen Eropa terakhir, isu electoral sentral beralih ke imigrasi.

Selain itu partai hijau kuat karena ada sejarah gerakan lingkungan hidup dan gerakan anti nuklir yang sangat kuat di Jerman, bahkan sejak Perang Dingin.

Sejak 20 tahun terakhir, tentunya isu iklim dan lingkungan sudah menjadi salah satu bahasan utama dalam diskursus politik di Jerman.

Bagaimana dengan di Indonesia?  Di Indonesia saat ini tidak ada pertarungan ideologis lagi di antara partai-partai. Hampir semuanya adalah urusan kepentingan dan keuntungan politik jangka pendek. Dan hal ini pun kebanyakan diikuti oleh para pemilihnya.

Sementara gerakan lingkungan pada dasarnya sebuah gerakan yang ideologis, karena yang dituntut adalah perubahan-perubahan fundamental. Jadi sampai saat bisa dibilang ini belum ada  ruang untuk gerakan politik lingkungan yang ideologis dalam bentuk sebuah partai hijau yang signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun