Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ilmuwan UCR Ingatkan Hujan Tropis Meluas ke Utara, Ini Dampak pada Pertanian

30 Juni 2024   16:43 Diperbarui: 30 Juni 2024   16:49 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah harus melakukan antisiasi untuk mendukung petani bila terjadi musim panas yang lebih panjang atau sebaliknya musim hujan yang lebih panjang.  Tantangan memang semakin berat, tetapi harus dihadapi.

"Pilhan yang bisa dilakukan dengan penggunaan teknologi modifikasi cuaca. Begitu juga dengan teknologi  pompanisasi mengambil air dari bawah ke saluran irigasi, merupakan pilihan-pilihan. Perubahan musim tanam juga bisa jadi pilihan," ujar Edvin ketika saya hubungi, 30 Juni 2024.

Sementara  Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan  Jawa Barat Otong  Wiranta mengatakan belajar dari pengalaman 2023 di mana kemarau cukup panjang membuat jadwal musim tanam bergeser dari Oktober/November ke Desember.

"Begitu juga jadwal panen mundur dari Maret/April ke April/Mei," ucap Otong ketika saya hubungi, 30 Juni 2024.  

Mau tidak mau petani harus menyesuaikan diri dengan perubahan iklim, termausk juga kapan mulai musim tanam dan kapan mulai tanam. Semuanya bisa berubah.   KTNA Jabar meminta pemerintah memberikan informasi akurat soal perubahan iklim juka berdampak pada pertanian.

Namun dampak perubahan lingkungan yang lebih serius pada pertanian ialah pada hama padi.  Ketika Otong meninjau kawasan Sukamindi, Kabupaten Subang hama tikus menyernag padi yang baru ditanam dua hari.  Hal ini mengejutkan karena serangan tikus biasanya pada hari ke 20 hingga hari 35.

Dia membenarkan bahwa perkembanganbiakan tikus yang begitu cepat karena berkurangnya predator seperti ular  sawah dan burung hantu. Pihaknya mungkin akan mendirikan rumah burung hantu meniru keberhasilan di sejumlah daerah di Jawa Timur.  Hanya saat ini solusi pintas ialah para petani memburu tikus.

"Kami menggali sarang tikus dan memusnahkannya, targetnya dalam jangka pendek bisa mengurangi populasinya. Kami juga mengajakan petani dari daerah sekitar untuk ikut," imbuh Otong lagi.

Irvan Sjafari

Sumber Gambar: https://news.mit.edu/2012/study-shows-intensified-tropical-rainfall-with-global-warming-0917 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun