Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dian Laila Azizah, Milenial Desa Banjarejo yang Ingin Tulungagung Bersih dan Sehat

24 Juni 2024   14:10 Diperbarui: 24 Juni 2024   14:46 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dian Laila Azizah - Foto: Dokumentasi Pribadi

Pada awalnya Dian Laila Azizah mengaku termasuk orang yang acuh tak acuh terhadap persoalan lingkungan hidup Namun mahasiswi Tadris Biologi Universitas Islam Negeri Sayid Ali Rahmatullah Tulungagung ini kemudian sadar bahwa dia adalah salah satu manusia yang akan  menghadapi masa depan yang mengerikan jika membiarkan lingkungan rusak.

"Saya takut bagaimana kalau bumi nanti rusak. Penebangan secara besar-besaran di kawasan hutan, penumpukan limbah sampah," kata anak desa dari Desa Banjarejo,  Kecamatan  Rejotangan,  Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur menjawab pertanyaan saa via Whatsapp, 24 Juni 2024.

Dara kelahiran Tulungagung, 8 Desember 2003 ini punya keinginan agar lingkungan di Tulungagung sehat dan asri.  Minat Dian untuk berkontribusi kepada lingkungan tersalurkan ketika bersama-sama temannya mendapatkan kesempatan ikut melakukan uji kualitas air Sungai Ngrowo dan Kali Song bersama lembaga kajian ekologi dan konservasi lahan basah (Ecoton) bersama Aliansi Lereng Wilis (ALWI) pada akhir pekan lalu.

Berikut petikan wawancara dengan mahasiswi Angkatan 2022 ini.

Bagaimana ceritanya bisa ikut uji Sungai Ngrowo bersama Ecoton dan Aliansi Leweng Wilis? 

Awalnya mendapat informasi dari ketua umum HMPS Tadris Biologi, yaitu Ameilia yang dikabari sama pihak Ecoton nya bahwa akan ada kegiatan uji kualitas air di kawasan Tulungagung. Nah dari ajakan itu saya berniat untuk ikut karena memang sebelumnya saya belum pernah mengikuti kegiatan yang seperti ini.

Namun ini  adalah pengalaman pertama saya bisa ikut berpartisipasi bersama orang-orang hebat dari ecoton dan ALWI yang notabene beliau-beliau ini adalah pegiat lingkungan begitu. Ketika di lokasi, itu kan ada beberapa partisipan dari instansi berbeda juga, kami di bagi menjadi tiga  tim untuk melakukan riset kualitas air.

Apa yang Dian dan teman-teman  lakukan di uji Sungai Ngrowo?

Kami bersama pihak Ecoton dan ALWI melakukan uji sebanyak  tiga kali ulangan di setiap stasiun. Saya membantu dalam pengambilan data dengan mencatat hasil uji yang dilakukan. Dari hasil uji yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa kadar fosfat di Sungai Ngrowo itu sangat tinggi mencapai angka 6,6 mg/L dan oksigen terlarut dalam air hanya -0,3 mg/L. Nilai-nilai ini jauh melebihi batas aman.  Uji coba di sungai ngrowo ini dilakukan selama 2 jam di dua  stasiun.

Selain itu, di lokasi kali Song yang berada di dekat pemukiman warga juga menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan, suhu air mencapai 44C.  Kami menduga hal ini akibat pembuangan limbah cair dari pabrik gula mojopanggung. Suhu air yang seperti ini tentunya tidak layak untuk kehidupan terutama kehidupan biota akuatik karena dapat mengancam kerusakan ekosistem.

Kondisi fisik Sungai Ngrowo dan Kali Song  seperti apa sehari-hari sebagai mahasiswa UIN Tulungagung pasti mengetahuinya?

Untuk kondisi fisik dari kedua sungai tersebut sehari-hari nya, secara pribadi saya kurang tahu karena memang saya belum pernah ke lokasi tersebut dan baru pertama kali saya ke sana ketika kemarin bersama pihak Ecoton dan ALWI.

Tapi dari hasil analisa yang dilakukan kemarin menunjukkan bahwa kondisi kedua sungai tersebut memang sangat buruk, terlebih di lokasi Sungai Ngrowo banyak ditemukan sampah plastik juga sampah organik sehingga menyebabkan  air sungai berwarna hijau sangat keruh menimbulkan bau tak sedap.

Untuk limbah cair dari pabrik sejauh mana mencemari sungai dari data yang ditemukan saat ini suhu air sungai di kali song itu memanas mencapai suhu 44C.

Kalau kondisi lingkungan Hidup di Tulungagung bagaimana?

Untuk kondisi lingkungan di Tulungagung sendiri, setahu saya memang masih banyak di temukan warga membuang sampah sembarangan di sungai, baik itu sampah anorganik maupun organik seperti limbah industri, rumah tangga, limbah ternak, dan sebagainya.

Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya tempat pembuangan di lokasi tersebut, di kediaman warga yang memiliki hewan ternak atau usaha industri kecil-kecilan sehingga mereka memilih untuk membuangnya ke sungai.

Sejak kapan mencintai lingkungan hidup?

Untuk sejak kapan saya mencintai lingkungan hidup, itu ketika saya mulai masuk di bangku perkuliahan ambil jurusan tadris biologi, dari situ saya mulai tertarik dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan. Inspirasi nya berawal dari ketika saya ikut menjadi anggota HMPS Tadris Biologi, dengan kegiatannya yang selalu mengambil tema isu-isu lingkungan seperti yang pernah dilakukan pada 2023.

Kolaborasi Uji Sungai Ngrowo dan Kali Song-Foto: Dokumentasi Ecoton
Kolaborasi Uji Sungai Ngrowo dan Kali Song-Foto: Dokumentasi Ecoton

Kegiatan apa?

Seperti  kegiatan bersih pantai di Pantai Gemah, kemudian pernah mendapat ajakan dari salah satu dosen tadris biologi Bu Desi yang membawa kami mahasiswanya untuk ikut serta dalam kegiatan edukasi pelestarian lingkungan yang saat itu bekerja sama dengan banyak pihak, salah satunya dengan Pak Karsi yang merupakan salah satu tokoh pegiat lingkungan luar biasa di kawasan Tulungagung.

Dari situ saya tahu betapa pentingnya menjaga lingkungan dan memang bukan hal yang mudah menurut saya untuk melakukan itu semua, karena semua itu kan memang harus tumbuh dari kebiasaan.

Saya ingin lebih mendalami ilmu tentang bagaimana menciptakan kondisi lingkungan yang baik untuk kehidupan, saya juga ingin ikut kegiatan-kegiatan bersama pegiat lingkungan untuk menambah wawasan saya.

Jujur memang dulunya saya termasuk orang yang acuh tak acuh, namun saat ini saya sedang mencoba memperbaiki pola pikir saya dengan belajar pentingnya memiliki lingkungan yang sehat untuk masa depan. Ketakutan untuk bagaimana kondisi bumi nanti masa depan pastinya ada karena melihat kondisi sekitar yang saat ini semakin memprihatinkan, banyak pembangunan terjadi di mana-mana, penebangan secara besar-besaran di kawasan hutan, penumpukan limbah sampah dari berbagai faktor akan sangat membahayakan bumi.

Tentunya, saya juga ingin sekali kondisi lingkungan sekitar terutama di Tulungagung ini menjadi lingkungan sehat, asri. Dan itu semua dapat terjadi jika adanya kesadaran dari berbagai pihak masyarakat setempat.

Ke depannya, saya ingin belajar banyak tentang lingkungan.  Pada dasarnya saya sendiri bisa dikatakan masih pemula jadi untuk spesifikasinya saya ingin terjun ke bidang apa masih belum tahu.  Namun mulai ada ketertarikan di bidang konservasi, mungkin ke depannya saya akan terjun di bidang tersebut atau mungkin juga yang lain.

Irvan Sjafari 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun