Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sensus bukan Hanya Manusia, Tetapi Juga Ikan, Ini Alasannya

22 Mei 2024   15:48 Diperbarui: 22 Mei 2024   19:23 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan sensus ikan di Kali Surabaya-Foto: Koleksi Tasya Husna/Ecoton

Sejak masih duduk di bangku SMP,  Tasya Husna sudah merasa lingkungan hidup adalah masalah krusial dimulai dengan masih ada orang yang membuang sampah sembarangan dan ujung-ujungnya bencana yang datang. Keprihatinannnya terhadap lingkungan mengundangnya untuk bergabung dengan lembaga nirlabaEcoton yang bergerakan di bidang ekologi dan konservasi lahan basah.

Salah tugas alumni Jurusan Agribisnis Universitas Trunojoyo melakukan sensus ikan yang dilakukannya beberapa kali, di antaranya pada 2009 dan 2018. Bagi Tasya, melakukan sensus ikan di kali Surabaya merupakan pengalaman seru. Dia bekerjasama dengan nelayan dari Komunitas Sekarmulyo, Jombang untuk mengambil ikan.

"Kami mengindetifikasi ikan, sebagian kami budidayakan di Universitas Airlangga, sebagian dijual dan sebagian lagi untuk makan," ungkap Tasya ketika saya hubungi, 22 Mei 2024.

Menurut dia sensus ikan dilakukan untuk menginventarisasi keanekaragaman ikan di sungai khususnya kali surabaya. Sehingga bisa diketahui ikan lokal apa saja yang masih ada di kali tersebut. Kemudian Tasya dan timnya mendata nama ikannya, nama spesiesnya, panjang ikan, kelamin ikan, dan beratnya.

"Kami melakukan sensus terakhir pada Oktober 2023  di kali Surabaya, segmen Mlirip, Wringinanom, Perning dan Sumengko yang berada di Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Gresik," terang Tasya.

Pihaknya tidak membatasi jenis atau jumlahnya atau spesiesnya. Mereka lebih senang jika menemukan lebih banyak spesies karena menandakan jenis ikan yang ada di kali surabaya masih banyak

Tasya menyatakan, selama sensus, pihaknya menemukan berbagai jenis ikan di antaranya Rengkik, Jendil, Muntu, Berot, Bader Merah, Bader Putih, dan Keting.

Pada sensus ikan 2023 Ecoton menemukan turunnya keanekaragaman hayati.  Hanya terdapat tujuh spesies iklan lokal.  Sementara belasan spesies yang didata pada sensus sebelumya tidak lagi ditemukan.

Ecoton, katanya menduga hal itu terjadi karena ekosistem sungai yang tidak mendukung. Hal ini menyebabkan ikan bermigrasi ke tempat lain. Dia juga khawatir kalau ada spesises akan punah terutama jika pengelolaan sungai tidak baik.

Sebagai catatan pada Mei 2022 pernah terjadi kematian ribuan ikan di Kali Brantas yang melalui Mojokerto, Gresik, Sidoarjo. Jenis ikan yang mati di antaranya keting, bader, rengkik, nila dan mujair. Kematian massal ikan di kali Surabaya juga pernah terjadi pada November 2013.

Penelitian yang lain pernah dilakukan Nuril Ahmad dan kawan-kawannya yang dimuat di Internation Journal of Biology and Biomedical Engineering Agustus 2021 mengungkapkan kemerosotan spesies ikan di kali Brantas. Pada 1998 jumlah spesies ikan masih sekitar 53, namun pada 2008 tinggal ditemukan sekitar 9 spesies. Peneliti juga menyebutkan pada 1962 terdapat 87 spesies.

Dengan demikian sensus diperlukan secara berkala untuk memastikan spesies mana yang masih ada dan mana yang tinggal sejarah. Ecoton menyatakan jika sampai terjadi  kematian ikan secara massal merupakan bukti kegagalan dalam pengelolaan sungai.

Irvan Sjafari

Sumber Lain:

https://www.mongabay.co.id/2013/11/15/kematian-ribuan-ikan-sungai-surabaya-akibat-limbah-kembali-terjadi/

https://www.jawapos.com/surabaya-raya/01387756/ikan-di-kali-brantas-mati-massal-ecoton-bukti-gagal-kelola-sungai

https://www.researchgate.net/publication/354223112_Diversity_of_Fish_Species_in_Several_Sites_Along_the_Brantas_River_East_Java_Indonesia

https://betahita.id/news/detail/10024/hari-air-sedunia-hari-hari-krisis-air-di-jawa-timur.html?v=1711058635

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun