Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Khoirul Anam, Milenial Bantargebang Ubah Limbah Jins Jadi Produk Bernilai

21 Mei 2024   20:48 Diperbarui: 21 Mei 2024   21:09 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khoirul Anam-Foto: Dokumentasi Pribadi Khoirul Anam 

Sampah organik mungkin bisa segera dipecahkan dengan gerakan makan tanpa sisa, lalu kalaupun menjadi sampah bisa dibuat kompos dengan berbagai metode. Yang paling sulit dipecahkan ialah sampah plastik termasuk saset, karena sulit diuraikan dan kemampuan daya serap daur ulang di seluruh dunia menurut Aliansi Zero Waste Indonesia sekira 9 persen.

Berikutnya yang sulit ialah limbah tekstil, yang angkanya juga signifikan. Uni Eropa misalnya mengakui menghasilkan 12,6 juta ton limbah tekstil. Dari jumlah itu hanya 22% yang bisa digunakan kembali dengan cara daur ulang dengan metode up-cycling. Sementara sisanya berakhir di tungku pembangkaran dan tempat pembuangan sampah.

Indonesia menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2021 mengungkapkan, menghasilkan 2,3 juta ton limbah. Masih sedikit. Masalahnya dari jumlah itu hanya 0,3 juta ton yang bisa digunakan kembali dengan dibuat produk atau diupcycling bagi mereka yang kreatif.

Nah, suatu ketika pada 2022 seorang anak muda bernama Khoirul Anam dari Bantargebang melihat potensi dari limbah tekstil jins. Dia mengamati pemulung hanya mengambil bagian yang bisa dijual seperti kancing, resleting, sisanya tetap bertumpuk di tempat pembuangan sampah.

Khoirul bersama teman-temannya membuat gerakan untuk meminimalisir limbah jins itu dan membuatnya menjadi produk seperti totebag (semacam tas tangan), vest (semacam rompi), kimono, dan sebagainya. Produk dijual melalui popup market, pameran ,e comerce dan kollaborasi antar penggiat lingkungan serta dinas terkait dengan Rp80 ribu-Rp250 ribu.

Pemuda kelahiran Bekasi 18 Desember 2000 itu bersama timnya melakukan proses pemilihan jins yang masih layak pakai dan dibersihkan hingga hilangnya baunya. Begitu detail pembersihan hingga bisa dilakukan sampai lima kalau dalam satu hari.

"Kami bisa membuat 5-10 produk dalam sehari di workshop di Bantargebang di kaki gunung sampah," ujar Khoirul ketika saya hubungi 21 Mei 2024.

Produksi kini melibatkan sekira sepuluh orang sebagian besar diisi oleh ibu ibu yang suaminya pemulung

Khoirul berharap bisa memanfatkan potensi ekonomis dan berusaha mengubah sudut pandang orang terhadap Bantargebang yang kebanyakan memandang hanya kesedian kesedihan dan keprihatinan.

Dengan brand 1985, Khoirul dan kawan-kawannya ingin mengubah stigma tersebut dan menjadi industri kreatif.

"Ke depan kami ingin merambah ke banyak hal, bukan hanya memanfaatkan limbah tekstil, tetapi juga limbah lain. Kuncinya di inovasi dan kreativitas," pungkasnya optimis.

Irvan Sjafari

Sumber Lain:

https://serayunews.com/limbah-pakaian-di-indonesia-sampah-yang-terabaikan

https://ec.europa.eu/commission/presscorner/detail/en/ip_23_3635 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun