Para peneliti CABI menyoroti  perubahan air dan suhu akibat perubahan iklim memberikan dampak degradasi  kuantitas dan kualitas sumber daya yang tersedia bagi penyerbuk. Akibatnya menurunkan kelangsungan hidup larva atau serangga dewasa, habitat mereka berubah.
Tanpa perubahan iklim pun  serangga penyerbuk ini sudah  terkena dampak negatif dari tindakan manusia termasuk hilangnya dan degradasi habitat, penggunaan bahan kimia pertanian  hingga  polusi.
Menanggapi hal ini Nurul menyampaikan  selain kupu-kupu, lebah adalah pollinator yang paling efektif.  Banyak sekali jenis tumbuhan yang sangat tergantung dari keberadaan para pollinator. Â
Ada banyak studi yang telah menjelaskan bahwa kekayaan jenis pollinator yang berkurang dapat berpengaruh pada hasil panen tumbuhan tertentu, seperti pada banyak buah-buahan.
"Maka penurunan kekayaan jenis para pollinator ini pada akhirnya akan berefek pada manusia karena kita akan kehilangan banyak sumber makanan," ucap Nurul.
Salah satu upaya untuk menjaga kelestarian  spesies ini,  RCCCUI mendirikan platform citizen science (sains warga) untuk monitoring kupu-kupu perkotaan. Lembaga  menggandeng  Tambora Muda Indonesia (jejaring konservasionis muda) didukung oleh SEAMEO-BIOTROP (Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology) pada 2021.Â
Kegiatannya adalah melakukan pemantauan keberadaan kupu-kupu perkotaan terutama di Jabodetabek yang dilakukan para volunteer atau siapapun yang berminat mendata kupu-kupu di sekitar lingkungannya, termasuk di halaman rumah, tepi jalan, hingga  ruang terbuka hijau.
Selama ini, katanya yang tertarik pada kupu-kupu biasanya adalah mahasiswa yang berlatar belakang biologi, kehutanan, atau pertanian. Â Ada beberapa pemerhati kupu-kupu, namun masih sangat minim.Â
Itu sebabnya Kupukita terlibat dalam kegiatan  "Belantara Biodiversity Class" di Taman Heulang, Bogor pada 18 Mei 2024 untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan generasi muda tentang keanekaragaman hayati.Â
Event yang digelar Belantara Foundation ini diikuti oleh para mahasiswa dari Univeritas Riau hingga siswa SMA/SMK dari Bogor dan Tangerang Selatan untuk ikut mendata keanekaragaman hayati yang ada di taman ini.