Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Ring: Kisah Hantu Sadako yang Mendunia

18 Mei 2024   14:51 Diperbarui: 18 Mei 2024   14:53 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kredit Foto: https://dansator.blogspot.com/2015/05/the-ring-japanese-version-4-stars.htmlInput sumber gambar

Saya beruntung bisa menonton  tiga seri film  The Ring versi Jepang dan satu versi Amerika  dalam kurun berapa minggu . Belakangan saya menyadari bahwa The Ring menjadi inspirasi bagi sineas horor dunia, termasuk Indonesia  yaitu hantu perempuan berambut panjang merangkak keluar dari televisi dan seperti Medusa dalam mitologi Yunani membuat orang yang melihat wajahnya mati.  

The Ring berhasil mensejajarkan diri menjadi bagian dari tonggak sejarah film horor dunia, yang ikonnya banyak didominasi Amerika seperti halnya Frankenstein  dan Dracula sebelum Perang Dunia ke II hingga   The Exorcist (1973) dari Amerika. The Ring adalah kisah hantu Sadako yang berhasil mendunia.

Sebagian besar tulisan ini diambil dari catatan harian saya pada 16, 17 dan 18 Desember 2002 dan 30 Januari 2003.

Review

Saya menonton The Ring (1998)  pada 16 Desember 2002. The Ring benar-benar film televisi yang dibuat dengan ide brilian dari awal hingga akhir. Endingnya tidak bisa ditebak  apa sad atau happy ending.

Cerita dibuka dengan obrolan sepasang remaja Tomoko dan Masami. Tomoko mengaku telah seminggu menonton sebuah video ganjil yang berhubungan dengan hantu. Video itu mengisahkan legenda di Semenanjung Izu. Tomoko kemudian tewas dan Masami menjadi gila.

Asakawa, kerabatnya seorang penyiar televisi tertraik menyelidik kasus ini. Pasalnya empat orang tewas dengan ciri-ciri serupa, muka menyeringai ketakutan dan mulut tergangga .  Mereka menonton video yang sama dan mendapat telepon misterius dengan pesan penonton video itu akan mati dalam 7 hari.

Penasaran? Asakawa melakukan investigasi dan menonton video yang isinya: gadis bercermin, tulisan kanji yang menyebut soal letusan, pria yang kepala dan wajah terutup kain, sumur, serta bayangan mata.  Asakawa terkena kutukan itu.

Asakawa kemudian meminta bantuan suaminya Takayama Ruiji seorang cenayang, untuk ikut menonton video itu. Kemudian mereka sama-sama melakukan penyelidikan ke Pulau Izu.  Mereka bertemu seorang perempuan bernama Shizuko yang punya kemampuan melihat hal gaib.   

Penyelidikan mereka membawa cerita tentang seorang anak beranama Sadako yang berayah "sesuatu" dari laut.  Asakawa kemudian mengetahui  Sadako didorong ke sumur oleh ayahnya, sumur yang ada di dalam video itu. Kejadian 40 tahun lalu.

Asakawa panik karena selain dia terancam mati di hari ke 7, anaknya Roichi juga menonton video itu.   Mau nggak mau dia harus menuntaskan masalah ini. Dia menemukan tulang belulang Sadako jam 19.10 lewat dua menit di hari ketujuh yang harusnya Asakawa tewas.

Apakah masalah berakhir? Tidak.  Kutukan ternyata beralih ke orang lain yang menonton video yang ditujukan oleh dia. Suaminya yang jadi korban.  Jadi kalau ingin lepas dari kutukan. Maka penonton video harus menunjukkan tontonan itu pada orang lain, seperti surat berantai.

The Ring 2 saya tonton di video pada keesokan harinya 17 Desember 2002 tak segreget  film pertamanya  Sekuelnya hanya memperdalam cerita yang pertama.   Sekuel ini mengungkapkan bahwa video itu adalah pemikiran Sadako selama puluha tahun.  Dia melihat ibunya bercermin dan ingin juga bercemin. Sadako diberikan sentuhn manusiawi.

Ketika murid Takayama menyelamatkan Roichi dari sumur, Sadako menyusul dan sempat berkata: mengapa hanya kalian diselamatkan? Rupanya monster itu selama  di sumur ingin minta tolong.  Wajah pria di atas sumru berlatar belakang langit adalah ayahnya dengan latar belakang langit adalah ayahnya yang dilihatnya dari bawah sumur.  Ini membuatnya dendam dan melontarkan kutukan.

Prekuelnya berjudul  Ring O Birthday (2000) lebih menarik. Kekuatannya bukan  cara menakuti penonton tetapi di ceritanya mengupas kehidupan Sadako semenjak kecil hingga remaja, ketika dia masuk grup teater, kemudian didorong oleh ayahnya sendiri ke dalam sumur. 

Human interest prekuel ini justru sangat kuat, Sadako adalah manusia biasa yang juga punya cinta.  Hanya saja dia sering dianggap aneh oleh orang-orang di lingkungannya.  Sadako dalam grup adalah pemain magang.

Masalah mulai muncul ketika Aiko pemain utama dalam pertunjukkan tewas dan Sadako menggantikannya. Teman-temannya mencurigainya membunuh Aiko.  Ternyata Sadako punya kembaran yang sebenarnya sudah dihentikan perutmbuhannya  oleh ayahnya.  Sementara sosok ayahnya masih misterius.

Menyaksikan prekuel ini, saya kok bersimpati pada penderitaan Sadako  yang tak menyadari dirinya berbahaya bagi manusia lain. Mengapa dia berbahaya bagi manusia lain. Mengapa Sadako harus dianiaya ramai-ramai hingga tidak bisa berjalan karena dia dituduh oleh perbuatan yang tidak disadarinya?

Namun yang paling menyakitinya ketika dia dikihanati ayahnya sendirinya yang menyuntikan serum ke tubuhnya lalu mendorongnya ke dalam sumur.  Pantas saja dia ingin seluruh dunia tahu bagaimana kesakitan dan penderitannya.

The Ring memberikan pengaruh pada film horor Indonesia pada 2000-an. Saya mencontohkan Firegate: Piramid Gunung Padang (2017)  di mana tiga tokohnya tewas dengan wajah menyeringai seperti korban Sadako setelah bertemu sesuatu.  

Versi AS saya tonton 30 Januari 2003, benar-benar 70-80% adaptasi The Ring versi Jepang.  Mulai dari adegan pembukanya ketika dua remaja Becca dan Kattie membicarakan video yang bisa membuat penontonnya tewas.  Ternyata Kattie menontonnya dia twas dan Becca jadi gilan.

Reporter Rachel yang masih kerabatnya Kattie  melakukan penyelidikan  ditemani pria bernama Noah. Dia pun punya anak bernama Aidan yang punya indera keenam.  Seperti The Ring versi jepang keika menonton dan bertemy Samara, Sadakonya Amerika yang dibesarkan di daerah  pertanian  Amerika di tepi pantai

Videonya berisi sumur, kuda yang mati, kursi, tangga, gelas berisi air, pohon yang terbakar,  lalu perempuan terjun ke laut.  Oh ya kalau The Rings Jepang hantunya dari televisi setelah memutar video VHS, The Rings Amerika, hantunya bisa keluar dari layar komputer.  Video sudah  mengalami digitalisasi.

Cerita Samara didukung dokumentasi bukan hanya cerita tutur seperti kisah Sadako.  Dokumentasinya berkisah soal wabah misterius yang membunuh semua kuda di seluruh county (kabupaten di Amerika) tersebut, sementara versi Jepang terkait letusan gunung berapi.   The Rings versi Amerika berhasil menjadikan kuda-kuda yang ketakutan sebagai unsur horor sendiri, hingga ada originalnya khas Amerikanya.

Latar belakang cerita  juga serupa hanya saja  Anna Morgan, Sang Ibu membunuh Samara karena dianggap anak setan serupa dengan motif pembunuhan Sadako oleh ayahnya. Tentunya tokoh utama Rachel selamat seperti Asakawa dalam The Ring-nya Jepang.

Keseluruhan The Ring memperkuat stigma bahwa perempuan menjadi perkasa setelah dia menjadi hantu. Perempuannya pun berambut panjang dengan wajah menyeramkan.  Jalannya merangkak.  Bukankah beberapa film horor film Indonesia kontemporer juga menampilkan sosok seperti ini? 

Irvan Sjafari

Kredit Foto: https://dansator.blogspot.com/2015/05/the-ring-japanese-version-4-stars.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun