Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Dunia Perempuan dalam "Mereka Bilang Saya Monyet" dan "Perempuan Punya Cerita"

22 April 2024   19:29 Diperbarui: 22 April 2024   19:29 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejumlah kata kasar berseliweran dalam film Mereka Bilang Saya Monyet membuat penonton seperti saya untuk mengerti apa yang dialami tokoh utamanya.  Oh, film ini layak diberikan rated 21.

 

Review Perempuan Punya Cerita

Kira-kira tiga hari kemudian saya menonton film yang bertema perempuan dengan nafas feminis yang kuat "Perempuan Punya Cerita", kumpulan empat film pendek yang semua penulis skenario dan sutradaranya perempuan. Film ini adalah produksi Kalyana Shira.

Pertama, Kisah dari Pulau  bercerita tentang bidan Sumantri (Rieke Dyah Pitaloka) yang bertugas di sebuah pulau.  Dia berupaya melindungi anak angkatnya Wulan (Rachel Maryam) penyandang autis dari berbagai gangguan, seperti gerombolan pemuda, hingga pemerkosaan. Namun ketika Sumantri  melaporkan ke polisi tidak digubris  karena Sumantri pernah punya kasus melakukan aborsi.

Sumantri berupaya melawan tetapi terbentur tembok.  Keluarga Wulan lebih butuh daripada memberikan keadilan pada anaknya. Pelaku pemerkosaan memberikan uang pada neneknya.  Sumantri dan suaminya akhirnya pergi dari pulau itu.  Tangisan Wulan mengiringi kepergian mereka menandakan kekalahan perempuan.

Menonton, film pertama ini sekalipun lebih dari 15 tahun lalu, kok rasanya masih relevan. Bukan saja budaya patriaki, tetapi uang juga mengalahkan perempuan yang jadi korban dalam posisi marjinal.  Hanya saja mungkin masa itu media sosial tidak sekuat sekarang yang bisa mengangkat ketidakadilan menjadi viral.

 

Kedua, Cerita dari Yogyakarta yang paling menarik bagi saya.  Tokoh utamanya Safina (Kirana Larasati), siswi sebuah SMA di Yogyakarta menjadi pemandu seorang wartawan Jakarta, menyamar sebagai mahasiswa  bernama Jay Anwar (Fauzi Baadilah) yang melakukan investigasi perilaku seksual anak SMA di kota gudeg itu.

Berkat Safina, Jay bisa masuk mendekati para siswa SMA, termasuk mendapatkan informasi siswi yang hamil di luar nikah.

Persoalannya, hubungan Jay dan Safina juga terlalu jauh.  Wartawan itu mencampakan saja siswi SMA yang sudah dikencaninya dan banyak membantunya.  Dia marah ketika laporan dari Jay membongkar skandal yang juga menyebut nama sekolahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun