Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Lebaran, Potensi Sampah dan Cara Meminimalisirnya

14 April 2024   15:20 Diperbarui: 14 April 2024   16:04 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: rri.co.id

"Jadi saya sarankan mereka untuk memakai plastik sampah warna hitam dan diikat sampai menunggu pengambilan dari petugas sampah," kata Linda.

Aktivis lingkungan dari Bandung Tini Martini Tapran juga menyatakan hal senada. Dia memasak sesuai porsi.

"Kalau ada sisa biasa aku masak lagi modifikasi menu,  misalnya opor diangetin terus jadi bubuk atau tidak enak,  aku goreng saja jadi ayam goreng atau sejenis ayam pop," ujar Tini.

Tini yakin dengan metode ini makanan habis. Kalau ada  ada sisa diberikan dulu tetangga atau binatang.

Ketua Harian DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Entang Sastraatmadja mengkritik apa yang disebutnya sebagai Food Loss dan Food Waste (FLW) atau  "boros makan".

"Kita tidak mungkin menutupi  saking banyaknya makanan yang terhidang di waktu lebaran, akan banyak makanan yang tersisa. Ujung-ujungnya makanan tidak sedikit yang terbuang ke tempat sampah," ujar Entang dalam keterangan tertulisnya.

Untuk itu Entang  menganjurkan agar memasak menu lebaran melakukan perhitungan dengan kebutuhan. Jika masih berlebih makanan bisa  dibagikan ke tetangga

Entang  menyatakan rata-rata setiap orang di Indonesia membuang 300 kg makanan per tahun. Jumlah ini  menjadikan negara ini urutan kedua pembuang makanan terbesar di dunia setelah Saudi Arabia.

Cukup menarik bahwa kedua negara ini adalah negara yang mayoritas muslim. Sayang Entang tidak menyatakan data penelitian apakah kebiasaan di hari raya memasak berlebihan ini ikut memberikan kontribusi atas jumlah yang besar itu. Namun dia menduga hal itu terkait. "Bisa jadi," ucapnya melalui Whatsapp, 14 April 2024.

Boros atau Serakah?

Sebuah artikel yang ditulis oleh Adam E. Ahmed dan Fahad Al Zahrani bertajuk "Food Loss and Waste in Saudi Arabia: Analysis, Causes, and Interventions" dalam jurnal online Spriner Link 1 Januari 2024 menjelaskan kehilangan makanan yang hilang dan boros itu (FLW)  terutama terjadi pada semangka, tomat, buah-buahan yang tidak diklasifikasikan, sayuran, dan daging, mentimun, zucchini, dan kentang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun