Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Dokumentasi Pribadi: Review The Brothers Grimm dan Ulasan Sejarah Budaya

10 April 2024   16:30 Diperbarui: 10 April 2024   16:35 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan dalam The Brothers Grimm-Foto: IMDb

Latar Sejarah Sosial Budaya

Aslinya baik Jacob Grimm (1785-1863) dan William Grimm (1786-1857) lahir di Hanau, sama-sama belajar huku di Marburg.  Keduanya sama-sama mempelajari mitologi, epik agama.  Hanya dalam film disebutkan Jacob lebih tertarik pada dongeng.

Kakak-beradik ini berkolaborasi menulis cerita anak-anak di antaranya "Kinder Und Haus Munchen" 2 volume antara 1812-1815. Cerita-cerita Grimm bersaudara menekankan sihir, keajaiban, simpati dan komunikasi antara binatang dan manusia, pernikahan antara orang miskin dengan bangsawan.

Bila disimak cerita-ceritanya mengandung  beberapa hal. Pertama, pesan moral berbuat kebajikan bukan saja kepada manusia tetapi juga pada setiap mahluk. 

Kedua, Grimm memungkinkan rakyat jelata menikah dengan bangsawan. Tetapi Grimm tidak mau menggugat kebangsawanan.  Pengaruh Revolusi Prancis tidak tampak pada Grimm.

Cerita-cerita Grimm bersaudara populer di seluruh dunia, antara lain Hansel dan Gretel, Rumpelstiltskin, Putih Salju, Cinderella dan sebagainya.

Ketiga, cerita-cerita Grimm kental dengan nilai patriakinya.  Ini tampak pada Snow White (Putih Salju), Cynderella, Sleeping Beauty laki-laki menyelamatkan Sang Putri dari angkara murka. Dalam cerita-cerita tersebut semua perempuan jahat.

Hal yang harus dikritisi lainnya ialah mengapa juga laki-laki yang bangsawan dan perempuannya rakyat jelata, bukan sebaliknya.  Meskipun demikian Snow White dan Cynderella mengandung kritik bagaimana orang berdarah biru harus bersikap.

Grimm hanya meluruskan dan tidak melihat bangsawan pada masa itu dinilai bersikap sewenang-wenang karena nilai absolut yang digugat dalam Revolusi Prancis.  Namun di sisi lain  Grimm menganjurkan persahabatan menembus batas antar spesies dan kelas sosial.

Irvan Sjafari 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun