Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kisah Pencarian Bebek (Atau Ayam) Betutu di Layar Lebar

25 Maret 2024   23:04 Diperbarui: 25 Maret 2024   23:08 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah adegan dalam The Wedding and Bebek Betutu- Kredit Fimela 

Bebek atau ayam betutu adalah kuliner khas Bali di mana unggas itu diisi dengan kelapa parut atau daun singkong dengan aneka rempah.  Kemudian bebek atau ayam itu dipanggang dalam api sekam selama enam hingga delapan jam.

Proses pemanggangan yang lama dapat membuat daging bebek lebih empuk dan bumbunya meresap.

Menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, seperti dikutip dari bobobox ayam betutu mulai komersialisasi pada 1967 melalui kreasi Ni Wayan Tempeh dari Gianyar. Bersama suaminya, I Nyoman Suratna, Ni Wayan Tempeh mendirikan warung ayam betutu. 

Dalam artikel itu disebutkan sejarah ayam betutu juga terpengaruh oleh Majapahit, terutama dalam proses pembuatannya. Tradisi pembakaran ayam dalam lubang dengan batu panas dan sekam berasal dari masa Kerajaan Majapahit.

Ketika pengaruh Islam masuk ke Jawa pada abad ke-16, banyak pengikut Hindu Majapahit pindah ke Bali, membawa serta budaya kuliner mereka. Seiring waktu, ini menghasilkan variasi seperti cita rasa pedas dan berempah pada hidangan khas Bali, termasuk ayam betutu. Selanjutnya varian dari betutu.

Bebek betutu ini tampaknya dicoba menjadi subtema dalam film The Wedding and Bebek Betutu  besutan Hilman Mutasi pada 2015.   Kisah kuliner Bali ini dipindahkan di sebuah hotel berbintang di Kota Bandung.

Ceritanya  Manajer hotel bernama Angga (Sogi Indraduaja) diminta bertanggung untuk pelaksanaan pernikahan Lana Satranegara (Adinda Thomas) putri pemilik hotel (Ronald Surapradja) dan istrinya (Mieke Amalia).

Lana akan menikah dengan Bagas (Ananda Omesh), putra dari keluarga Jawa pasangan Edo Wicaksono (Indra Birowo) dan Tuti Wicaksono (TJ).

Masalahnya Sang Mertua sangat ingin ada hidangan bebek betutu yang justru resepnya tidak dipunyai oleh tim koki di hotel tersebut.

Bak Mission Imposible, Tim yang dipimpin Janu (Tora Sudiro) koki andalam hotel itu diminta  mencari seorang Nini di Situ Patenggang yang jago masak bebek betutu.

Misi ini penting karena menyelamatkan reputasi hotel tersebut kalau dari settingnya mengacu pada Hotel GH Universal di kawasan Bandung Utara.

Sementara tim lain mengusut sebuah pemerasan foto-foto mesra antara Lana dan mantan yang akan disebarkan mengancam merusak reputasi keluarganya di hari pernikahan.

Waktu kedua tim ini hanya 24 jam. Film genre komedi ini benar-benar mengandalkan bintang-bintang eks Extravaganza dan menampilkan Wali Kota Ridwan Kamil sebagai cameo yang masa itu sedang dalam popularitasnya menggunakan Twitter untuk komunikasinya.

Pencarian tim Janu juga unik ke kawasan Situ Patenggang di mana Sang Nini, perempuan asal Bali yang sudah lama merantau ke Jawa Barat tinggal.   

Sang Nini pun sudah lama tidak masak bebek betutu dan akhrinya bersedia memberikan resep bebek betutu itu.  Bebeknya pun dipilih harus bebek putih ningrat yang dipelihara dekat rumahnya.

Tentunya Janu berhasil memasak bebek betutu istimewa bagi besan pemilik hotel itu. Sementara tim lain mampu membongkar pelaku pemerasan foto mesra.

Saya sudah menulis  review film ini pada 18 Oktober 2015 di Kompasiana bertajuk:      Review The Wedding and Bebek Betutu       dengan angle lain.  Para reviewer umumnya tidak banyak memberikan apresiasi positif hanya melihat film ini sebagai reuni extravaganza sebuah acara di televisi.

Dalam tulisan ini saya mengkritisi ulang bahwa tema bebek betutu sebetulnya bisa menjadi unsur yang menarik, karena itu kuliner daerah. Kecuali hanya disebutkan sebagai masakan Bali, tetapi tidak ada adegan menjelaskan apa masakan itu sehingga disebut masakan ningrat.  

Mengapa tidak satupun chef yang bisa membuatnya di hotel itu kan resepnya bisa dibrowsing di dunia maya? Seharusnya ada satu atau dua adegan menjelaskan bagaimana membuat masakan ini dan asal muasalnya bagaimana.

Tidak ada film cerita Indonesia yang bercerita soal kuliner ini harusnya menjadikan sienas ini membuat terobosan.  Sampai sejauh ini selain Wedding and Bebek Betutu (mengapa judulnya harus Bahasa Inggris?), ada film dokumenter bertajuk Ayah Jumadiono Ayam Betutu Mbak Timah Banyuwangi tentang sukses perjalanan seorang pengusaha kuliner.

Film ini dibuat pada  2024 ini . Bisa dilihat di Youtube.


Bagaimana awalnya dia memasarkan ayam betutu dari pintu ke pintu hingga dari kantor ke kantor pada 2000-an hingga sukses.  Sayangnya tidak dijelaskan seperti kekhasan Ayam Betutu miliknya? Sebagian besar film ini hanya testimoni-testimoni dan hanya sedikit shoot mengenai kuliner.

Mungkin kesulitan untuk membuat film kuliner seperti kisah  bebek betutu adalah cerita yang bisa menjual. The Wedding and Bebek Betutu entah apa maksudnya menjadikan bebek betutu sebagai unsur cerita  setidaknya bisa mengenalkan ke penonton adalah loh masakan seperti ini. 

Bagaimana pun juga film harus disambut baik sebagai film terkait kuliner daerah, sekalipun kisahnya justru ada di Bandung-yang memang notabene kaya akan kuliner.

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun