Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pertanian Organik Picu Penggunaan Pestisida di Pertanian Konvensional

25 Maret 2024   00:28 Diperbarui: 25 Maret 2024   00:30 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tim Peneliti dari Universitas California, Santa Barbara mengungkapkan keberadan pertanian organik di antara lahan pertanian konvensional memberikan dampak peningkatan penggunaan pestisida bagi pelaku pertanian konvensional.

Kok begitu? Menurut salah seorang peneliti, Ashley Larsen serangga  cenderung lebih banyak jumlahnya di pertanian organik dibandingkan pertanian konvensional.

Hama ini  menyebar ke lahan tetangga yang masih merupakan pertanian konvensional. Akibatnya , para petani   tetangga meningkatkan penggunaan pestisida untuk mengatasi  bertambahnya serangga.

Petani organik mendedikasikan hidup mereka untuk memproduksi makanan dengan sedikit bantuan pestisida.

"Namun dengan membatasi penggunaan bahan kimia di lahan mereka sendiri, tanpa mereka sadari mereka telah memicu lonjakan penggunaan pestisida di lahan tetangga mereka," ujar Ashley seperti dikutip dari New Scientist  21 Maret 2024.  

Larsen dan rekan-rekannya menilai data penggunaan lahan dan pestisida di 14.000 ladang di Kern County, California.

Ini adalah salah satu kabupaten penghasil tanaman terbesar di negara bagian ini, dengan hasil bumi termasuk almond, anggur, wortel, dan pistachio.

Tim peneliti menemukan bahwa ketika lahan pertanian organik dikelilingi oleh pertanian konvensional, para petani di sekitarnya tampaknya meningkatkan penggunaan pestisida mereka.

Jumlah  peningkatan sebesar 10 persen pada lahan pertanian organik dikaitkan dengan peningkatan total penggunaan pestisida sebesar 0,3 persen pada lahan pertanian konvensional.

Para peneliti menemukan bahwa sebagian besar hal ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan insektisida.

"Hama datang dan menimbulkan wabah baru, dan mereka [petani] meningkatkan penggunaan pestisida. Dampaknya paling besar ketika lahan di dekatnya berada dalam jarak 2,5 kilometer dari "bidang fokus" organik," terang Larsen dalam jump apers.

Sebaliknya, para peneliti mencatat bahwa kehadiran lahan pertanian organik dikaitkan dengan pengurangan penggunaan pestisida di lahan organik di sekitarnya.

Dengan peningkatan 10 persen di sekitar lahan pertanian organik dikaitkan dengan penurunan total penggunaan pestisida sebesar 3 persen. bidang fokus organik.

Hal ini mungkin terjadi karena luas lahan pertanian organik memungkinkan komunitas serangga bermanfaat yang lebih besar dan stabil.

Pertanian organik hanya mencakup sekitar 2 persen lahan pertanian secara global, namun di Kern County, sekitar 5,5 persen lahan pertaniannya adalah organik.

Ketika pertanian organik mencakup sebagian besar lahan pertanian -- mungkin 20 persen atau lebih penggunaan pestisida bersih berkurang di mana pun lahan organik tersebut berada, kata para peneliti.

Namun ketika lahan pertanian organik di wilayah yang relatif kecil -- seperti di Kern County -- tersebar merata di seluruh lanskap, penggunaan pestisida bersih mungkin akan lebih tinggi dibandingkan ketika tidak ada lahan pertanian organik.

Dampak ini dapat dikurangi sepenuhnya dengan mengelompokkan lahan pertanian organik untuk meminimalkan potensi penyebaran hama, katanya.

"Mungkin ada baiknya mempertimbangkan, pada tingkat kebijakan, bagaimana memberi insentif pada pengelompokan spasial lahan organik baru untuk memanfaatkan manfaat pengendalian hama dari lahan organik dan membatasi potensi biaya organik bagi petani konvensional," usul Larsen.

Hal ini dapat mencakup pembayaran subsidi bagi petani untuk mengubah lebih banyak lahan mereka di wilayah tertentu menjadi praktik organik, atau bahkan pembuatan zona penyangga antara lahan organik dan non-organik.

Robert Finger dari ETH Zurich di Swiss mengatakan temuan ini menunjukkan perlunya pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan kebijakan penggunaan lahan pada "skala lanskap".

Hal ini  untuk memaksimalkan manfaat lingkungan dari pertanian organik. "Pada dasarnya, hanya memikirkan satu ladang atau satu lahan pertanian saja tidak cukup," katanya.

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun