Pada 1980-an adalah puncak  kejayaan stasiun radio, yang kemudian bersaing  oleh kedigayaan televisi dan akhirnya digitalisasi  berapa dekade sesudahnya.  Sekalipun radio masih punya tempat.
Film yang skenarionya ditulis oleh  Marwan Alkatir  ditonton 313.516 orang dan tergolong yang paling laris di Jakarta.  Setidaknya di Jakarta dan sekitarnya pengaruhnya besar. Saya ingat kawan-kawan cewek di SMA saya merengek pada cowoknya untuk nonton film ini agar bisa jadi bahan 'ngerumpi'.
Kelima, sejumlah bintang film, yang tragisnya bukan Ongky Alexander, melesat dan populer berkat film ini. Ongky Alexander tidak bisa lepas dari sosok Boy dan itu yang ditakuti Iqbaal Ramadhan yang tidak memerankan sosok ini di Ancika.
Catatan Si Boy mengantarkan pemeran Emon, Didi Petet yang kemudian berkiprah di banyak film berbagai genre dan juga Dede Yusuf sebagai pemeran kawan Si Boy, yang kemudian menjadi politisi. Â Tentunya juga Meriam Bellina dan Ayu Azhari.
Sementara Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo butuh beberapa film untuk bisa lepas dari sosok Rangga dan Cinta.Â
Secara keseluruhan, Catatan Si Boy adalah film yang layak diperhitungkan dalam sejarah sinema Indonesia.  Catatan Si Boy adalah potret era 1980-an dan agaknya jadi aneh kalau dibuat remake dengan mengambil era sekarang.
Irvan Sjafari
Tugas Ketiga Tantangan Komiks Film yang dibuat di bawah tahun 90-an
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H