"Ketika TPA Sarimukti terbakar pada 2023, membuka mata saya akan pentingnya perubahan. Apakah Anda tahu hampir setengah limbah makanan kita berasal dari sisa makanan di piring?
Limbah makanan menyebabkan masalah serius karena melepaskan gas metana di tempat pembuangan sampah dan akhirnya berkontribusi pada pemanasan global. "
Demikian pernyataan Harashta Haifa Zahra pemenang Puteri Indonesia 2024 pada Jumat 8 Maret lalu di video profilnya di Youtube yang membuat aku tertarik.
Bagi saya  jarang pemenang konstes kecantikan yang menggaungkan isu lingkungan, bukan cuma sekadar kampanye di ruangan ber-AC tetapi juga ada di lapangan.
Dara yang karib disapa Tata ini melakukan  kolaborasi dengan Yayasan Matahari Kecil untuk mengolah sampah organik menjadi kompos melalui maggot BSF di Kota Garut dan Cimahi.
Bandung Darurat Sampah" yang baru saja terjadi terhitung sejak Agustus 2023 membuat kota kembang  yang tadinya bersih menjadi tidak indah karena tumpukan sampah.
Kelahiran Garut 5 September 2003 ini  bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung dalam gerakan Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan (Kang Pisman) Sampah.
Mahasiswi Teknik Lingkungan Itennas ini  melakukan edukasi di beberapa sekolah dan komunitas di Kota Bandung agar mereka memilah, menghabiskan makanan, dan mengambil makanan secukupnya.
Tata  mampu mengalahkan 40 kontestan lainnya dari seluruh Indonesia. Ia diikuti oleh runner-up I Sophie Kirana (DI Yogyakarta), runner-up II Ketut Permata Juliastrid (Bali), dan runner-up III Melati Tedja (Jawa Timur).
Sebelumnya dia mengikuti kompetisi ajang pemilihan duta daerah Kota Bandung Mojang Jajaka Kota Bandung pada 2022.  Waktu itu Tata  terpilih sebagai Wakil II sebagai Mojang Kota Bandung 2022.
Tinggal ditunggu konsistensi Tata untuk lingkungan hidupnya khususnya untuk mengatasi masalah sampah, termasuk ikut terjun ke lapangan di sela-sela kegiatannya sebagai Puteri Indonesia dan seterusnya. Jadi bukan hanya kampanye untuk ikut kontes kecantikan.  Tetapi izinkan saya  membuat slogan buat Tata: Beauty and The Waste.
Tata menambah deretan generasi muda yang konsen pada lingkungan dan memang harus konsen, karena merekalah yang kena getahnya kalau Bumi tidak nyaman.
Irvan Sjafari
Sumber:
