Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Benarkah Konsumsi Daging Merah Penyumbang Emisi Karbon?

5 Maret 2024   06:49 Diperbarui: 5 Maret 2024   07:19 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barbeque-Foto: Freepik

Analisis FAO

Badan Pangan Dunia (FAO) mengungkapkan hal senada bahwa  14,5% dari semua emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia disebabkan oleh peternakan.

Industri ini tidak hanya mengeluarkan karbon dioksida (CO2), tetapi juga gas metana (CH4) dan dinitrogen oksida (N2O). Kedua gas ini memainkan peran yang mirip dengan CO2 dalam mendorong pemanasan global.

Meskipun metana dan dinitrogen oksida tidak tinggal di atmosfer selama CO2, potensi pemanasan iklim masing-masingnya sekitar 25 kali dan 300 kali lebih tinggi daripada karbon dioksida.

FAO mencatat setiap orang rata-rata mengonsumsi 23,1 kilogram daging setiap tahun pada  1960-an, angka itu menjadi 43,2 kilogram pada 2019. Studi yang dikutip DW 3 November 2022 ini menunjukkan bahwa negara-negara kaya cenderung mengonsumsi lebih banyak daging. https://www.dw.com/id/cek-fakta-seberapa-buruk-konsumsi-daging-bagi-iklim/a-63629767

Sebagian besar emisi dalam peternakan dihasilkan dari produksi pakan ternak (58%) dan dilepaskan selama proses pencernaan hewan (31%); sapi, domba, dan kambing menghasilkan metana dalam jumlah besar.

Pemrosesan dan transportasi sektor peternakan menyumbang bagian yang cukup besar dari emisi gas rumah kaca (7%), serta penyimpanan pupuk kandang (4%).

Sekitar 87% emisi metana dan nitrogen oksida dalam peternakan disebabkan oleh peternakan sapi karena jumlah hewan yang sangat banyak.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun