Jika dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki akan memperoleh keuntungan lebih banyak dengan melakukan peralihan, dengan peningkatan harapan hidup dua kali lipat dibandingkan perempuan.
Sebaliknya, penggantian sebagian produk susu dengan makanan berprotein nabati menyebabkan peningkatan harapan hidup yang lebih kecil dan disertai dengan  peningkatan kekurangan kalsium hingga 14%.
"Saya berharap temuan kami akan membantu konsumen membuat pilihan makanan yang lebih sehat dan berkelanjutan serta memberikan informasi bagi kebijakan pangan masa depan di Kanada," kata penulis senior Sergio Burgos, Associate Professor di Departemen Ilmu Hewan McGill dan ilmuwan di Research Institute of McGill University Health Centre.
Penelitian Universitas Illionis
Penelitian dari Universitas McGill ini  mengingkat pada studi dari tim peneliti dari Universits Illionis yang dirilis pada 2021.  Studi yang juga dimuat di Nature Food menuturkan produksi makanan global bertanggung jawab atas sepertiga dari seluruh emisi karbon.
Penyumbang pemanasan global yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, dan penggunaan hewan untuk daging menyebabkan polusi dua kali lipat dibandingkan produksi makanan nabati.
Seluruh sistem produksi pangan, seperti penggunaan mesin pertanian, penyemprotan pupuk dan pengangkutan produk, menyebabkan 17,3 miliar metrik ton gas rumah kaca per tahun, menurut penelitian.
Ilmuwan iklim di Universitas Illinois dan salah satu penulis makalah Atul Jain menyatakan pelepasan gas dalam jumlah besar yang memicu krisis iklim ini melebihi dua kali lipat total emisi di AS dan mewakili 35% dari seluruh emisi global.
"Studi ini menunjukkan keseluruhan siklus sistem produksi pangan, dan para pembuat kebijakan mungkin ingin menggunakan hasilnya untuk memikirkan cara mengendalikan emisi gas rumah kaca," kata Atul Jain seperti diirlis oleh The Guardian 13 September 2021.
Penelitian menemukan bahwa penggunaan sapi, babi, dan hewan lainnya untuk pangan, serta pakan ternak, bertanggung jawab atas 57% dari seluruh emisi  karbon dari produksi pangan.  Sementara 29% berasal dari budidaya pangan nabati.
Sisanya berasal dari penggunaan lahan lain, misalnya untuk kapas atau karet. Daging sapi sendiri menyumbang seperempat emisi yang dihasilkan dari pemeliharaan dan penanaman pangan