Rima Febriani warga Palembang mengatakan sampah masih ada hingga sekarang karena datang dari kawasan hulu. Â Pada kawasan hulu juga banyak hutan dan rawa selain sampah dari penduduk yang tinggal di pinggir sungai.
Namun menurut perempuan yang kerap menjadi pemandu wisata ini sampah di Sungai Musi belum terlambat untuk ditanggulangi karena belum benar-benar kotor.
"Kalau mengancam  keberlangsungan pariwisata  bisa aterjadi jika betul-betul kotor. Kalau dibuat jernih kembali lebih baik dan bisa didiskusikan kepada pihak yang terkait," ucap Rima ketika saya kontak lewat WA 26 Februari 2024.
Kalau menurut saya pemulihan Sungai Musi  jauh lebih besar efek ekonominya pada Palembang  dibanding dengan revitalisi kota tua di Jakarta atau di Semarang, terutama dari segi pariwisata.
Bahkan wisata di Sungai Musi bisa langsung melibatkan warga kota, mereka bisa dibantu untuk membuat homestay di atas rakit yang belum pernah saya dengar ada di Indonesia.Â
Wisata perahu menjadi lebih indah dengan warga lokal sebagai operatornya, dengan penjualan kuliner terapung seperti di Banjarmasin.
Destinasi wisata bangunan bersejarah bisa menjadi lebih maksimal dengan kulinernya mulai dari kaki lima hingga premium di tepi sungai, tentunya dengan kebersihan dan lingkungan.
Bagi wisatawan yang punya jiwa petualang wisata petualangan dari hulu ke muara dengan titik singgah di Palembang merupakan hal menarik.
Keberadaan LRT yang sebelumnya digunakan untuk keperluan Asian Games 2018 juga bisa menjadi lebih maksimal  karena berkembangnya pariwisata baik di wilayah Ilir maupun Ulu.
Jernihnya sungai juga menjadi hal yang baik untuk pemeliharaan ikan belida dan endemik Sungai Musi dan akhirnya bisa untuk mengembangkan kuliner khas Palembang, seperti pempek, tekwan, pindang.Â