Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Palembang Pilihan

Lestari dan Restorasi Sungai Musi adalah Keberlanjutan Palembang

26 Februari 2024   19:14 Diperbarui: 26 Februari 2024   19:20 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang mendominasi yaitu sampah plastik dari kemasan sekali pakai, di antaranya air minum kemasan, kopi sacet, mi instan, makanan ringan serta kantong plastik.

Kurangnya kesadaran warga serta kurangnya fasilitas tempat pembuangan dan lemahnya pengawasan serta penegakan hukum, ini semua yang menjadi sebab Sungai Musi menjadi tercemar. Dia juga menduga perkebunan sawit itu memberikan kontribusi terhadap pencemaran.  Baca: Koridor

Dari hasil uji kualitas air yang ditemukan kadar klorin yakni sebesar 0,16 mg per liter. Padahal, kadar ini tidak boleh lebih dari 0,03 mg per liter. Kemudian, kadar Pospat mencapai 0,59 mg per liter.

Tingginya kadar Pospat ini berpengaruh dengan kadar oksigen. Selain itu tingginya kadar klorin dan phospat sangat mempengaruhi sistem pernapasan ikan dan mengganggu pembentukan telur ikan.

Pada 2022 itu juga Muhammad Hafidz Zain  dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan Muhammad Hafidz Zain mendapatkan informasi dari para pedagang, ikan belida sudah sulit didapatkan. Ikan ini adalah bahan untuk membuat kuliner pempek, olahan kerupuk dan pindang.  Baca: Koridor 19 September 2022 

Data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Palembang pada 2023 mengungkapkan  hampir 100 ton sampah mencemari Sungai Musi per hari. Sebagai jumlah sampah tersebut dinilai mengkhawatirkan jika tidak ditanggulangi dengan cepat.

Ikan-ikan endemik Sungai Musi seperti Baung Pisang, Patin, Kapiat, Tapah, dan Belida, mengalami penurunan jumlah populasi akibat pencemaran lingkungan.  Baca: IDN Times.

Pulihkan Sungai Musi Sebelum Terlambat 

Pada 2022, Cindy O.S Aritonang, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya menikmati kuliah fisiknya yang pertama setelah dua tahun kuliah daring akibat pandemi Covid-19.

Aktivis pencinta alam ini terkejut sungai yang luas ini kotor dan banyak sampah, masih ditambah dengan gulma enceng gongok. Bila curah hujan tinggim air aik sampai ke pemukiman penduduk sekitar sungai.  Padahal sebelumnya  dia membayangkan sebuah sungai megah dan asri.

"Tidak jarang juga melihat anak anak atau masyarakat di sekitar sungai Musi mandi dan berenang hingga miris melihatnya," ungkap Cindy ketika saya kontak lewat WA, 26 Februari 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun