Para peneliti yang menyusun File Serangan Hiu Internasional (ISAF) Universitas Florida menyelidiki 120 "dugaan konflik hiu dengan manusia di seluruh dunia selama 2023. Â Penyelidikan juga menyasar Sembilan gigitan pada perahu dan cidera di akuarium umum.
ISAF seperti dilansir New Scientist menyatakan gigitan hingga kematian akibat serangan hiu meningkat pada tahun lalu dengan Australia mencatat jumlah kematian tertinggi. Sementara peselancar menjadi kelompok korban terbesar akibat konflik hiu dengan manusia.Â
Sebanyak 69 kasus dari 120 insiden secara global terkonfirmasi sebagai gigitan hiu yang tidak beralasan. Â Manusia memang berada di habitat hiu, namun tidak melakukan provokasi terhadap hewan tersebut. Angka konflik hiu dengan manusia ini meningkat dari 57 pada 2002.
Sementara 22 serangan lainnya terjadi, yang didefinisikan sebagai "manusia yang memulai interaksi dengan hiu dengan cara tertentu.
Biasanya terjadi ketika manusiamencoba memberi makan hiu, menyentuh hiu, atau membebaskan mereka dari jaring ikan. Sisanya adalah gigitan mengais-ngais pada mayat atau yang keadaannya belum diketahui.
Secara global, 10 orang meninggal akibat serangan hiu yang tidak beralasan pada 2023. Jumlah ini  dua kali lebih banyak dibandingkan 2022. Sebanyak 42 persen korban gigitan hiu di seluruh dunia adalah peselancar dan 39 persen adalah perenang.
Empat kematian terjadi di Australia, tiga di antaranya disebabkan oleh hiu putih besar (Carcharodon carcharias) yang menyerang peselancar.
Direktur penelitian hiu di Museum Sejarah Alam Florida, Gavin Naylor, mengatakan jumlah gigitan hiu konsisten dengan tren jangka panjang.
ISAF mengungkap tiga kematian terjadi pada 2023 di lepas pantai Semenanjung Eyre, Australia Selatan, sebuah daerah terpencil dengan populasi hiu putih dan anjing laut yang tinggi. Hiu menjadikan anjing laut sebagai mangsanya.
"Anjing laut sangat lincah dan bermain-main di permukaan laut. Â Hiu melihat seorang peselancar juga demikian," kata Naylor.
Kejadian lain ialah seekor hiu banteng juga membunuh seorang gadis remaja di Sungai Swan, Australia Barat.
Empat serangan mematikan di perairan Australia pada  2023 masih berada di bawah puncak dekade ini  setelah  enam kematian pada  2020.
Meskipun kepadatan populasi dikaitkan dengan serangan hiu karena meningkatkan interaksi antara manusia dan hiu, berenang atau berselancar di daerah yang lebih padat penduduknya mengurangi kemungkinan kematian ketika serangan terjadi.
Keamanan pantai Australia "tidak ada duanya" di pantai-pantai populer yang dipatroli, namun pantai-pantai terpencil dan regional berbahaya karena terpencil, menurut mahasiswa doktoral Program Florida untuk Riset Hiu, Joe Miguez.
Warga Sydney, Lauren O'Neill, selamat dari gigitan hiu banteng saat berenang di dekat dermaga di pinggiran timur kota yang padat penduduknya padaJanuari. Kejadian ini merupakan  serangan pertama yang tercatat di Pelabuhan Sydney selama lebih dari satu dekade.
Serangan tersebut memicu perdebatan mengenai tindakan anti-hiu di tengah kekhawatiran bahwa perairan yang lebih hangat akan menarik lebih banyak hiu banteng ke pelabuhan, namun tidak dimasukkan dalam laporan yang berfokus pada gigitan pada tahun 2023.
Amerika Serikat mengonfirmasi dua korban jiwa akibat serangan hiu, sementara empat orang lainnya tewas di Bahama, Mesir, Meksiko, dan Kaledonia Baru.
Mayoritas serangan adalah "ujian gigitan" hiu yang salah mengira manusia sebagai mangsa pilihan mereka, kata para peneliti seperti dilansir The Guardian.Â
Entah tercatat dalam data ISAF atau tidak, tetapi serangan hiu juga terjadi di perairan Indonesia. Pada 8 Desember 2023 Basarnas seperti dikutip dari Detik melaporkan  seorang nelayan  saat melaut di perairan Lahewa, Nias Utara diserang hiu hingga mengalami luka berat.Â
Perubahan Iklim dan Pembangunan Properti
Apa penyebab meningkatnya konflik manusia dengan hiu? Pertumbuhan populasi manusia  yang menghuni areal di sepanjang pantai selatan Australia dan pantai timur AS berarti banyak orang menikmati air.
Namun patut juga dicatat sepanjang garis pantai Australia selatan, populasi anjing laut bulu juga meningkat. Hewan itu adalah mangsa favorit hiu putih besar di wilayah tersebut.
Pertumbuhan populasi anjing laut di lepas pantai Cape Cod di pantai Massachusetts di AS juga terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Â Sebagian besar berkat perlindungan oleh Undang-Undang Mamalia Laut AS yang diberlakukan pada 1972.
Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah hiu putih besar di daerah itu selama bulan-bulan musim panas yang hangat saat mereka ingin memangsa anjing laut yang berjemur di pantai.
Alasan lain adalah perubahan iklim. Hiu-hiu ini berada di balik serangan di sekitar AS tenggara, bermigrasi ke pantai Florida karena naiknya suhu laut yang telah menyebabkan mangsa mereka menjadi lebih tersebar.
Pakar hiu Blake Chapman, ahli biologi kelautan  mengungkapkan selain populasi manusia yang meningkat di sepanjang garis pantai faktor kerusakan lingkungan hidup juga menjadi penyebab.
Di antara faktor-faktor lingkungan hiudp itu  ialah terjadinya  kerusakan pada habitat, perubahan kualitas air, perubahan iklim.  Dia juga menyampaikan terjadinya pergeseran dalam distribusi mangsa menjadi penyebab utama hiu berkumpul dalam jumlah yang lebih besar di titik-titik tertentu di seluruh dunia.
"Kami percaya bahwa pembangunan pelabuhan komersial di daerah itu merusak area besar terumbu karang dan bakau. Faktor ini  bisa menggeser spesies seperti hiu banteng, kemudian yang pindah ke tempat baru seperti Recife untuk mencari mangsa," ujar Chapman dikutip dari BBC.  12 September 2019
Pulau Runion di Samudera Hindia, terkenal karena habitat lautnya yang indah dan belum terjamah mengalami peningkatan dramatis dalam pariwisata. Â Dalam beberapa tahun terakhir pulau ini juga mengalami peningkatan serangan hiu banteng dan hiu harimau yang hidup di perairan sekitarnya.
Sejak 2011, ada 11 serangan fatal di Reunion, terutama pada peselancar. Mereka yang selamat kerap kehilangan anggota tubuh.
Para peneliti menemukan bahwa sekitar dua pertiga dari serangan di Reunion terjadi di air yang keruh dan bergelombang, lingkungan favorit hiu banteng, yang dianggap bertanggung jawab atas sebagian besar serangan.
Irvan Sjafari
Sumber Foto: https://taronga.org.au/conservation-and-science/australian-shark-incident-database
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya