Zat per dan polifluoroalkil (PFAS) adalah bahan kimia produksi yang digunakan dalam produk seperti kemasan makanan dan kosmetik.  Bahan kimia  ini mempunyai dampak kesehatan serius pada reproduksi, peningkatan risiko kanker, dan masalah kesehatan lainnya.
Selain itu semakin banyak penelitian yang menghubungkan bahan kimia tersebut dengan penurunan kepadatan mineral tulang, yang dapat menyebabkan osteoporosis dan penyakit tulang lainnya.
Bagaimana ceritanya bahan kimia bahaya itu bisa masuk ke dalam tubuh? Peneliti Jacobs Engineering, Zhen Wen Tang dalam sebuah Gelar Wicara daring yang digelar Program Studi Magister Teknik Air Tanah Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 14 Agustus 201 menyampaikan kemampuan PFAS melewati senyawa krusial dalam hidup manusia membuatnya lebih dekat dengan kita. Sumber: ITB   26 Agustus  2021
Senyawa ini sangat mudah larut dan tidak mudah menguap, sehingga memiliki mobilitas yang sangat mudah dan disebut forever chemical.
PFAS utamanya berpindah bersama air tanah yang dapat muncul ke permukaan melalui kolam atau danau serta masuk ke saluran air keran.
Beberapa negara memanfaatkan air keran untuk diminum, menambah resiko masuknya senyawa ke dalam tubuh manusia.
Negara-negara kawasan Asia Tenggara sendiri telah menemukan kasus kontaminasi PFAS yang bervariasi. Thailand telah mendeteksi kasus pada air minum, air keran, air permukaan, dan air tanah.
Indonesia telah menemukan kasus kontaminasi pada air limbah dan pesisir pantai. Â PFAS Â ditemukan pada air limbah tekstil di Kota Bandung.
Menyusup ke Hewan Ternak hingga Kemasan MakananÂ
Nah, itu kan hampir tiga tahun lalu. Nah, yang paling anyar pada Februari 2024 ini para peneliti dari Keck School of Medicine of University of Southren California mempelajari bagaimana pola makan berhubungan dengan tingkat bahan kimia tersebut sampai berada di dalam tubuh manusia.