Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penelitian Anyar Universitas Gothenburg Ungkap Mangrove Redam Emisi Karbon

7 Februari 2024   07:35 Diperbarui: 7 Februari 2024   07:38 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penanaman mangrove di Panura-Foto: Dokumentasi Wanadri 

Hasil penelitian  mereka menunjukkan ekspor bikarbonat sama dengan, atau bahkan melampaui, jumlah karbon yang tersimpan di dalam tanah.

Oleh karena itu, perkiraan sebelumnya mengenai sumber karbon biru ini telah meremehkan potensi mangrove  dan rawa asin dalam mitigasi perubahan iklim.

"Hasil kami menunjukkan bahwa ekosistem karbon biru lebih efektif dalam memitigasi perubahan iklim dibandingkan perkiraan sebelumnya. Saat ini, perlindungan dan restorasi ekosistem mangrove dan rawa asin menjadi semakin penting," pungkasnya.

Penelitian Reithmaier memperkuat sejumlah  penelitian sebelumnya. Kehilangan mangrove sama fatalnya dengan deforestasi.

Antara  2000 hingga  2015 sebanyak 122 juta ton karbon terlepas  akibat hilangnya hutan bakau. Capaian itu  kira-kira setara dengan emisi tahunan Brasil. Lebih dari 75 persen emisi karbon tanah berasal dari penggundulan mangrove di tiga negara saja: Indonesia, Malaysia, dan Myanmar.

Jonathan Sanderman dari Woods Hole Research Center di Amerika Serikat mengingatkan diperlukan mangrove merupakan salah satu ekosistem yang paling padat karbon di dunia. "Jika tidak diganggu, tanah hutan bakau akan berperan sebagai penyerap karbon jangka panjang," ujar Sanderman seperti dikutip dari Mongabay. 

Penelitian tim Sanderman yang dipublikasikan di Environmental Research Letters pada 2018, menemukan tanah mangrove menyimpan sekitar 6,4 miliar metrik ton karbon pada 2000.

Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya yang memperkirakan kandungan karbon hutan bakau (baik tanah maupun biomassa) sekitar 4,19 miliar metrik ton.

Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Airlangga Wahyu Isroni dalam sebua pemaparan kajian pada 4 September 2021 menuturkan pohon mangrove memiliki kemampuan mereduksi karbon yang tinggi.

Mangrove mampu menyerap 52,85 ton CO2/ha/tahun.  Sayangnya kondisi hutan mangrove di Jawa dan Sulawesi bisa dikategorikan rusak. Kondisi ini secara signifikan mengurangi penyerapan CO2 di Indonesia.

"Apalagi saat ini penebangan hutan mangrove untuk pembukaan lahan baru bisa mencapai 52.000 hektar per tahun. Tentu penyerapan CO2 di Indonesia akan menurun drastis," ujar Wahyu dikutip dari situs Unair. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun