Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Walhi Jabar: Penerapan Inserator TPPSA Legok Nangka Akan Timbulkan Masalah Baru

21 November 2023   21:40 Diperbarui: 21 November 2023   21:51 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep inilah yang akan terapkan pada pembangungan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) di Legok Nangka.

Masalahnya, rencana ini masuk pada rencana pembangunan Projek Strategis Nasional (PSN). Seperti yang kita ketahui bersama sebuah rencana yang dituangkan pada skema PSN sudah pasti akan dipaksakan agar dapat terbangun, dan hak pastisipasi masyrakat dikesampingkan.

Direktur Eksekutif Walhi Jabar Wahyudin-Foto: Dokumentasi Pribadi
Direktur Eksekutif Walhi Jabar Wahyudin-Foto: Dokumentasi Pribadi

Lebih jauh dari itu rencana pembangunan PLTS tersebut saat ini mendapat dukungan juga dari JETP Sekretariat, dalam dokumennya ditemukan proyeksi kegiatan yang merencanakan pembangunan elekrifikasi dari energi sampah kurang lebih sebesar 130 MW.

Salah satunya pembangunan PLTS di Legok Nangka. Maka dari bacaan serta temuan tersebut kami secara organisasi ingin menyampaikan jika keseriusan pemerintahan dalam mengatasi sampah masih dengan cara bakar-bakar yang artinya melegalisasikan terhadap pencemaran udara.

"Selain itu memandang skema pendanaannya pun dalam bentuk pinjaman yang bersifat hutang dan akan menjadi beban negara serta rakyatnya," pungkasnya.

Bahaya Kesehatan

Pada September lalu dalam sebuah forum, mantan Direktur Eksekutif Walhi  Jawa Barat Meiki W Paendong menyampaikan proses pembakaran sampah dengan suhu 200-450 derajat Celcius akan membentuk dioxin dan furan, terutama bila ada plastik di dalamnya. Keduanya terbentuk setelah asap keluar dari mesin.

Memang, bila suhu pembakaran melewati 850 derajat Celcius dioxin dapat terurai. Sayangnya, bila operator memaksakan pembakaran pada suhu ini incinerator akan cepat rusak.

"Selain itu masih menyisakan satu masalah lingkungan, yaitu dioxin larut bersama N2 dan 02 yang berujung pada hujan asam, yang menimbulkan risiko kerusakan kesuburan tanah," jelas Meiki seperti dikutip dari Koridor. 

Terang dia, dioxin menjalar melalui udara, lalu mengendap pada air atau tanah. Dalam air, zat ini terikat pada zat padat, plankton, dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun