Band bergenre ska asal kota Bandung Skamigoska melanjutkan kembali perjalanan musik mereka setelah lama vakum.
Sekalipun sekira 80 persen personelnya seperti Dhira Mari, Ndik, Aping, Emon, Iyay telah meninggalkan Skamigoska.
Awal November 2023 lalu, dengan personel baru Skamigoska meluncurkan karya terbaru mereka bertajuk Luka (Lagu untuk Kamu). Lagu ini menceritakan perjalanan band ini sejak 2008 hingga 2023.
Kini Skamigoska digawangi oleh Nengah 'Ngeh' Apriansyah (drum), Novia 'Viea' Saptarini yang merupakan personil lama dan Citra Warnerin yang merupakan personil baru juga menjadi vokalis.
Ngeh mengakui dengan formasi baru dua vokalis, band ini beradaptasi untuk terus berkarya. Bagaimana pun juga para personel lama memberikan karakter musik pada album pertama (Diafora).
"Rencananya pada 2024 kami mengeluarkan single-single baru dan showcase," ujar pria yang pernah kuliah di Jurusan Seni Musik Universitas Pasundan ini via Whatsapp, 18 November 2023.
Awalnya dari Nongkrong
Mengapa namanya Skamigoska? Menurut Viea pada awalnya namanya Skamigo, namun karena berbenturan dengan persoalan copyright, namanya diganti dengan skamigoska.
Skamigo mengacu pada keseharian anak-anak tongkrongan untuk menyatakan kesiapan, "kuy" berangkat, tercetus spontan dan berharap memberikan hoki pada band tersebut.
"Awalnya dari tongkrongan, dan memang beberapa personil awal sudah menyukai musik Jamaika khususnya ska, second wave," ucap Viea juga melalui Whatsapp, 18 November 2023.
Aransemen dari Citra Warnerin
Proses pengerjaan lagu ini terbilang cukup singkat dan natural, di mana awalnya Ngeh memberikan materi mentah, berupa lagu dan liriknya lewat WA kepada Citra Warnerin.
Citra kemudian membuat aransemennya untuk lead dan backing vocal.
"Ngeh memberikan kebebasan agar aku bisa nyaman melakukan improvisasi," ungkap Citra, 18 November 2023.
Buat Citra, menyanyi lagu dengan genre ska tidak beda dengan genre lain, seperti blues, rock, jazz, tetap harus memakai hati.
Bagi Ngeh maupun Citra, musik ska adalah musik dengan upbeat, kadang liriknya sedih, seperti kamuflase.
Orang yang mendengar bisa berdansa dan joget. sekalipun sedang bersedih
Sepintas Sejarah Musik Ska
Situs Britannica dan Urmilamile menyebutkan Ska, gaya pop urban pribumi pertama di Jamaika dan merupakan pendahulu dari musik reggae.
Pelopornya adalah para operator musik diskotik pada awal 1950-an. Ska merupakan hibrida dari unsur musik mento, kalipso , folk Karibia terutama Mambo Kuba dengan jazz, rhythm dan blues dari Amerika Serikat.
Tokoh yang pertama kali menggawangi hadirnya musik ini adalah Duke Reid, Coxone Dodd dan Edward Seaga yang merupakan pemilik studio rekaman di Jamaika.
Orisinalnya alat musik yang mengiringi adalah piano  dengan gitar, kemudian diperkuat dengan dengan terompet, saksofon, terompet, trombon, dan piano yang memainkan riff yang sama pada offbeat. Sedangkan drum tetap pada 4 ketukan dengan aksen bass drum pada ketukan kedua dan keempat.
Musik ska lalu masuk ke Indonesia pada 1990-an. Pada dekade itu seperti dikutip Kompas.com sudah ada beberapa band yang memainkannya. Namun industri di Indonesia mulai menerima musik itu pada 1999.
Irvan Sjafari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H