Sebagai warga Jabodetabek, saya bersyukur  dalam minggu kedua dan memasuki ketiga ini hujan mulai turun pertanda dan berharap mudah-mudahan kemarau esktrem akibat  El Nino, setidaknya di  wilayah ini berakhir.
Di mata saya walau dampak El Nino di wilayah Jabodetabek tidak separah di daerah dan belahan lain dunia  hingga saat ini, namun sudah cukup buat ketar-ketir.
Debet air di rumah saya mengecil, tetap harus disyukuri karena El Nino di wilayah Jabodetabek lain warga sulit mendapatkan air bersih.
Jogging yang biasanya menjadi kebiasaan saya setiap hari tiga bulan terakhir menjadi jarang karena panasnya suhu dan masih ditambah polusi yang begitu tinggi menguras tenaga dan khawatirnya malah berdampak pada kesehatan.
Dalam berapa bulan kemarau ekstrem, warga Cengkareng Timur, Jakarta Barat, mengalami krisis air bersih. Â Warga harus membeli air galonan untuk kebutuhan sehari-hari. Â
Untuk menghemat air, ada warga yang mandi sekali sehari dan mengeluarkan biaya ekstera untuk mencuci baju dengan memakai jasa laundry.
Di Makassar seperti yang saya tulis  di Kompasiana, kekeringan tampaknya sudah berakhir.Â
Seperti halnya saya, Naura Rahma warga Kompleks Perumahan Antang, Kecamatan Manggala merasa lega ketika hujan turun dalam tiga hari terakhir.
"Alhamdullilah walau dalam intensitas ringan, hanya saja guntur suaranya keras," ujar Naura ketika saya hubungi, 17 November 2023.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi untuk sebagian besar wilayah Jabodetabek hingga akhir Minggu ketiga November ini hanya dilanda hujan ringan.