Musim kebakaran yang sepertinya tidak ada habisnya, yang menciptakan udara berbahaya di banyak negara bagian AS yang berjarak ribuan mil jauhnya
Kanada adalah negara terluas kedua, dengan skala yang sama dengan Tiongkok, namun hanya memiliki populasi sekitar  40  juta jiwa. Negara yang luas, cenderung merupakan  pedesaaan,  serta perubahan iklim menyebabkan lebih banyak kebakaran hutan yang terjadi di wilayah yang tidak dapat diakses. Karena tidak bisa diakses kebakaran meluas tanpa terkendali hingga merambah wilayah yang dihuni, sehingga mungkin sudah terlambat untuk membendung atau memadamkannya.Â
Hingga saat ini juga tidak diketahui apa pemicu kebakaran yang demikian hebat, tetapi perubahan iklim, panas ekstrem yang menyebabkan kekeringan parah, sebagian besar Kanada mengalami hujan es yang sedikit pada triwulan pertama 2023 adalah penyebabnya.Â
Koordinator Provinsi di Unit Komunikasi dan Mitigasi untuk Penerbangan, Kebakaran Hutan dan Layanan Darurat (AFFES) cabang Kementerian Sumber Daya Alam dan Kehutanan di Ontario Sarah Allen menyampaikan  karena faktor luas wilayah dan keterpencilan sulit untuk mengetahui seberapa banyak persiapan yang harus dilakukan.
Jumlah, ukuran, intensitas kebakaran hutan dan luas area yang terbakar sangat bervariasi. Terjadinya dan intensitas kebakaran hutan sangat dipengaruhi oleh pola cuaca yang dapat berubah dari tahun ke tahun.
Nol Emisi Tinggal JanjiÂ
Terkait perubahan iklim dan emisi karbon, Â Pimpinan Kanada mengklaim negara itu sebagai negara ramah lingkungan. Perdana Menteri Justin Trudeau yang liberal, telah lama menegaskan bahwa negara tersebut dapat mengeksploitasi sumber daya alamnya sambil melindungi keanekaragaman hayati dan memimpin perjuangan global melawan perubahan iklim.
Kanada termasuk di antara 100 negara yang telah berjanji pada pertengahan abad ini untuk mencapai "nol emisi," atau menghilangkan gas rumah kaca sebanyak-banyaknya dari atmosfer sesuai dengan kontribusinya. Pada konferensi iklim PBB tahun lalu, yang dikenal sebagai COP27, negara ini juga bergabung dengan negara-negara kaya lainnya untuk menjanjikan lebih banyak dana bagi negara-negara berkembang untuk memerangi perubahan iklim.
Namun, pada konferensi yang sama, Kanada juga menghadirkan delegasi eksekutif bahan bakar fosil terbesar kedua di dunia, berdasarkan analisis The Associated Press. Sebelas eksekutif dari perusahaan minyak, gas, dan baja besar Kanada, termasuk Enbridge dan Parkland Corporation menghadiri COP27 -- di mana negara-negara menetapkan prioritas iklim dan jadwal untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Satu-satunya negara yang mengirimkan delegasi eksekutif bahan bakar fosil dalam jumlah besar adalah Rusia, menurut temuan AP.Â
Produsen minyak Kanada terus menerus mengekstraksi minyak pada tingkat yang berlaku saat ini, dan dengan bantuan teknologi, membersihkan operasi mereka sehingga negara tersebut masih dapat mencapai target iklimnya. Namun  jika produsen minyak Kanada berhasil melakukan hal tersebut, rencana mereka tidak mempertimbangkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan ketika pelanggan menggunakan produk mereka untuk menggerakkan mobil, memanaskan rumah, melakukan penerbangan, dan sebagainya.
Statusnya sebagai negara keempat di dunia yang melakukan upaya untuk memerangi perubahan iklim, tetapi juga negara penghasil minyak terbesar dan penghasil gas terbesar kelima, bahan bakar yang bila digunakan akan melepaskan karbon dioksida, gas rumah kaca yang memerangkap panas di atmosfer dan memperparah kondisi kering sehingga kebakaran hutan dapat menelan jutaan hektar lahan.