Braga adalah jalan yang panjangnya tak lebih dari satu kilometer di Kota Bandung. Tapi jalan pendek adalah ikon  bersejarah dan eksistensi kota kembang ini, terutama menyangkut gaya hidup kota. Budiman (2017) menyebutnya sebagai dee meest Europeesche winkelstraat van indie (Pusat perbelanjaan nomor satu Bangsa Eropa di Hindia Belanda) pada masanya.
Braga Permai (nama sebelumnya Masion Borgerijen) Â salah satu bukti kebetapa kukuhnya Braga. Pada 1 November 2023 ini rumah makan ini genap 100 tahun. Â Perayaannya salah satu bangunan cagar budaya Kota Bandung ini mengusung tema 'Kisah Titik Teduh' digelar dengan meriah.
General Manager Braga Permai, Nova Putra Wiguna menceritakan, sejak awal berdiri Braga Permai terus menjadi ruang untuk berbagi kisah, titik temu yang menyajikan dan memberikan inovasi kuliner.
"Braga Permai tidak hanya ingin menjadi restaurant yang berkelas. Namun bisa menjadi sebuah tempat untuk menggali dan belajar sejarah melalui kuliner," ujar Nova Putra Wiguna dalam keterangannya di situs resmi Kota BandungÂ
Meskipun resmi berdiri pada November 1923, Maison Bogerijen awalnya merupakan sebuah kesatuan usaha Caf Hollandais bersama N.V. Maison Kuijl & Verstg, telah diubah oleh L. van Bogerijn.
De Preanger-bode, edisi 7 Agustus 1918 seperti dikutip Bandung Bergerak melaporkan bahwa tempat tersebut telah bertransformasi menjadi sebuah istana kue nan lengkap serta modern. Restoran tersebut kini memiliki teras yang telah diperlebar sebesar 130 meter persegi, serta ruang makan yang diperbesar mampu untuk menampung 50 orang pelanggan.  Â
Caf Hollandais akhirnya resmi berpindah tangan kepada Leendert van Bogerijen. Restoran baru itu diberi nama berbau Perancis, Maison Bogerijen (rumah Borgerijen) Pembukaan restoran secara resmi pada tanggal 7 September 1918 dan berlangsung sangat meriah. Orkestra mengalun di bagian depan restoran, beberapa rangkaian bunga yang indah terpasang di dekat kaki para pemusik.
Pengunjung terus berdatangan, suasana yang ramai dan lampu-lampu yang menerangi restoran memberi daya tarik tersendiri. Para pasangan senang duduk di tepi jalan yang ramai sambil memperhatikan lalu lalang kendaraan. Para tentara lebih memilih bar minuman keras. Benar-benar sebuah pesona baru! L. van Bogerijen, benar-benar tahu cara untuk menjalankan bisnisnya (De Preanger- Bode, 8 September 1918).
Restoran tersebut memiliki teras yang telah diperlebar sebesar 130 meter persegi, serta ruang makan yang diperbesar mampu untuk menampung 50 orang pelanggan. Â Pada perkembangannya L. van Bogerijen, mendapatkan restu dari Wali Kota Bertus Coops untuk mendirikan restorannya dengan desain teras terbuka di tengah Bragaweg. Maka sejak peletakan batu pertama pendiriannya, akhirnya gedung baru nan megah di Bragaweg no.44 itu pun dibuka serta diresmikan dengan acara yang sangat meriah pada hari Kamis, tanggal 21 November 1923.
Kehadiran bangunan baru Maison Bogerijen melengkapi berbagai toko lain yang juga baru berdiri di sana dan mendorong Braga menjadi kawasan utama bagi masyarakat Bandung untuk berbelanja hingga mencari tempat hiburan. Jalan Braga dari sebuah jalan biasa menjadi sebuah jalan modern yang identik dengan kehidupan orang-orang Eropa