Untuk pengelolaan sampah organik, sejak Februari 2022 lalu sekolah menerapkan sisa sampah dimasukkan ke loseda (pipa berdiameter 120 cm yang digunakan untuk membuang sampah sisa dapur ke tanah).
"Sampah organik sisa makanan dimasukan ke dalam loseda. Tapi tahun pelajaran ini sisa makanan kami berikan ke petani bebek," ucapnya.
Sedangkan untuk program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan) sudah dilakukan mulai 2018. Â Diny juga menambahkan selalu ada sosialiasi pemilahan sampah setiap tahun ajaran baru.
Hal yang sama juga terjadi SDN 077 Sejahtera, Sukajadi.  Sekolah ini  mendorong para siswanya untuk meminimalisasi produksi sampah. Di antaranya dengan program Jamping atau Jajan Makan Pake Misting. Para siswa diwajibkan membawa bekal dari rumah dan menggunakan wadah sendiri untuk jajan di kantin dan lingkungan sekolah.
Kepala Sekolah SDN 077 Sejahtera, Ihat Solihat mengatakan, program Jamping ini telah dilakukan sejak awal semester 2023. Tujuannya untuk mengurangi sampah mulai dari sumbernya.
Ihat bersama tim Adiwiyata terus mengedukasi murid hingga pedagang agar tidak menggunakan plastik dan kemasan yang menghasilkan sampah.
"Hal terpenting mengurangi, sampah dari sumbernya. Para murid diwajibkan membawa misting. Lalu kita edukasi kepada para pedagang agar tidak melayani makanan jika murid tidak menggunakan misting," katanya pada 19 Oktober 2023 lalu.
Tampaknya mengajak anak-anak untuk memilah sampah-sampah lebih mudah daripada mengajarkan orang dewasanya. Sebelum Kota Bandung mengalami darurat sampah, sekolah-sekolah sudah menerapkan pemilahan sampah dan menanamkan kebiasaan baik menjaga lingkungan pada anak usia dini.
Irvan Sjafari