Sayangnya tidak banyak  orang yang menyadari bahwa banyak barang yang mereka buang mengandung limbah elektronik.  Magdalena Charytanowicz  dari WEEE mengatakan limbah ini bisa didaur ulang.
"Kami mencoba membuat masyarakat memahami bahwa barang-barang yang mungkin tidak mereka curigai adalah barang elektronik sebenarnya mengandung banyak bahan berharga, seperti tembaga," ujar Charytanowicz  kepada New ScientistÂ
Padahal di dalam limbah lektronik itu  terdapat bahan kimia di dalamnya dapat membahayakan lingkungan, seperti timbal atau merkuri. Jika bahan-bahan tersebut masuk ke dalam tanah atau air, pencemarannya dapat menimbulkan masalah yang serius.
Mengandung Logam Langka
Kebanyakan barang elektronik memerlukan logam langka. Logam-logam ini, seperti emas, tembaga, litium, dan kobalt, harus ditambang dari bumi. Seringkali proses penambangan menimbulkan polusi yang serius.
Seiring dengan munculnya perangkat-perangkat yang lebih baru dan canggih, banyak sekali barang-barang elektronik yang dibuang, bukannya didaur ulang. Â Padahal menurut WEEE logam langka dan bahan lain yang dibuang sebagai limbah elektronik setiap tahun bernilai sekitar USD57 miliar.
Meski "tidak terlihat", jumlahnya tentu bukan jumlah yang kecil. Limbah elektronik yang tidak terlihat memiliki berat sekitar 19,8 miliar pon (9 miliar kilogram). WEEE menyampaikan bahwa jika limbah elektronik ini ditumpuk ke dalam truk seberat 40 ton dan truk-truk tersebut kemudian dijajarkan, barisan truk akan membentang sekitar 3.500 mil (5.630 kilometer).
Irvan Sjafari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H