Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Mahasiswa Malang Bersihkan Sungai Brantas Segmen Jalan Muharto

23 Oktober 2023   13:30 Diperbarui: 23 Oktober 2023   13:49 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan pembersihan sungai oleh para relawan-Foto: Dokumentasi Envigreen.

Mahasiswa sebagai agen perubahan di Kota Malang berupaya menyelamatkan Sungai Brantas dengan mengadakan kegiatan pembersihan sungai.  Mereka sadar kalau dibiarkanm dampak lingkungan dan kesehatan bukan saja hari ini, tetapi juga masa depan.

Pengendara kendaraan bermotor yang melintasi Sungai Brantas segmen Jalan Muharto melewati jembatan disugguhi pemandangan yang tidak sedap, yaitu tumpukan sampah di pinggiran sungai.  

Tumpukan sampah itu tidak saja mengganggu estetitika, tetapi juga mempengaruhi kualitas air dan biota yang hidup di dalamnya sekaligus memberikan dampak kesehatan.

Sampah yang mendominasi ditemukan adalah sampah organik, kemasan plastik sekali pakai, dan produk rumah tangga.  Bahaya yang paling besar justru datang  dari sampah plastik.

Pasalnya sampah plastik berpotensi  adalah potensi plastik menjadi partikel kecil mikroplastik yang secara tidak sengaja dapat termakan oleh biota perairan sungai dan berpotensi mengontaminasi tubuh manusia.

Sungai Brantas Kota Malang mengalir mulai dari Kecamatan Lowokwaru hingga Kedung Kandang melewati kawasan perkotaan dan pemukiman. Data survei penelitian Environmental Green Society pada 1 Oktober 2023 menemukan 65 titik timbulan sampah kecil, sedang dan tinggi di sepanjang bantaran Sungai Brantas Kota Malang.

Jarak Bantaran Sungai dan Pemukiman Terlalu Dekat 

 

Ahmad Labib, juru bicara komunitas anak muda Environmental Green Society berbasis di Malang  menyotor bahwa pemerintah Kota seharusnya memanfaatkan bantaran sungai sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk menjaga kualitas ekosistem sungai dan mengurangi beban pencemar yang dibuang ke sungai.

"Jarak bantaran sungai dengan pemukiman yang terlalu dekat serta kurang adanya pengelolaan sampah di kawasan bantaran sungai yang memadai memicu masyarakat yang tinggal di bantaran sungai membuang sampahnya ke sungai," ungkap Labib dalam keterangan tertulisnya.

International Association of Student in Agriculture and Related Science Local Committee Universitas Brawijaya (IAAS LC UB) melaksanakan kegiatan pembersihan sungai (clean up) pada 21 Oktober 2023. Kegiatan ini adalah bentuk kepedulian terhadap kebersihan lingkungan khususnya sungai.

Lokasi kawasan Sungai Brantas di segmen Kelurahan Polehan Jalan Muharto Kota Malang dipilih sebagai target kegiatan karena sungai ini terletak di pusat kota dan bantaran sungai yang menjadi permukiman warga sehingga tidak jarang menjadi terkotori oleh sampah - sampah kiriman rumah tangga.

PP No. 22 Tahun 2021

Kegiatan ini mengajak masyarakat, terutama mahasiswa, untuk lebih peduli terhadap lingkungan sesuai dengan PP No. 22 Tahun 2021 bahwasanya baku mutu kualitas air sungai diharuskan nihil dari sampah.

Kegiatan ini berupaya memastikan tidak ada sampah-sampah yang menyumbat aliran sungai supaya tidak terjadi banjir yang semakin parah. Salah satu volunteer dari BEM FEB UB mengatakan, "pertama kali saya melihat sungai ini rasanya tidak mungkin bisa kita bersihkan, karena kelihatannya sampahnya sudah sangat menumpuk, bahkan air sungai hampir tidak terlihat lagi".

Colleaglee hari ini pun menjadi proyek kebersihan sungai pertama yang dilaksanakan oleh IAAS LC UB. Colleaglee dilaksanakan sebagai bentuk branding IAAS LC UB berbasis kegiatan peduli lingkungan.

Melalui kegiatan ini IAAS berkolaborasi dengan komunitas peduli lingkungan yaitu Environmental Green Society (Envigreen Society) dengan mengundang seluruh mahasiswa yang ada di Kota Malang sebagai volunteer kegiatan.

Harapan lain dengan diselenggarakannya kegiatan Colleaglee IAAS ini adalah mendapatkan dukungan lebih dari rektorat, dinas lingkungan, dan juga pemerintah Kota Malang agar lebih peduli terhadap kualitas dan keadaan sungai.

Proses persiapan kegiatan ini dimulai sejak Agustus, kemudian acara berlangsung  tepat pada hari ini, Sabtu 21 Oktober 2023. Dengan kekuatan armada volunteer sebanyak 41 orang yang terdiri dari mahasiswa, 10 orang Panitia dan 10 orang warga setempat.

Kegiatan Clean up sungai ini dimulai pukul 7.30 WIB dan berakhir pukul 9.30 WIB. Sampah dari kegiatan kali ini akan diangkut menuju TPA oleh armada bantuan dari hasil kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang.  Hasilnya para relawan mampu mengangkut satu ton sampah.

 

Pengangkutan sampah dari rumah-rumah warga ke TPS yang kurang memadai khususnya di wilayah pemukiman bantaran sungai perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan dinas-dinas terkait.

Menurut kepala RT setempat, sebelumnya rutin dilakukan pengangkutan sampah oleh instansi pemerintah di sungai tersebut, namun dikarenakan truk sampah yang parkir setiap pagi menyebabkan kemacetan di jalan, banyak warga yang kurang setuju dan akhirnya perlahan pembuangan rutin tersebut berhenti beroperasi.

Pemberlakuan peraturan-peraturan seperti pembatasan plastik sekali pakai dan pemilahan sampah dari rumah juga dapat mengurangi volume sampah yang dihasilkan masyarakat agar tidak dapat terlepas ke wilayah sungai

 

Dampak dari Sampah di Sungai Brantas

Sungai Brantas menjadi sungai strategis nasional yang dimanfaatakan oleh lebih dari 18 juta penduduk Jawa Timur yang tinggal di DAS Brantas. Dampak dari buruknya kondisi Sungai Brantas sendiri tidak secara langsung dapat dirasakan oleh penduduk di kawasan hulu atau dataran tinggi seperti di Kota Malang.

Selain itu penduduk di daerah hilir/dataran rendah seperti Surabaya yang memanfaatkan air Sungai Brantas menjadi bahan baku PDAM akan merasakan dampaknya karena kualitas air sungai yang sudah tidak baik lagi sejak dari aliran di daerah hulu seperti di Kota Malang.

Para relawan dari mahasiswa dari Unibraw dan UIN Malang-Foto: Dokumentasi Envigreen
Para relawan dari mahasiswa dari Unibraw dan UIN Malang-Foto: Dokumentasi Envigreen

Salah satu Volunteer mengungkapkan, "Setelah saya melihat kondisi Sungai Brantas secara langsung dari  Malang sebagai daerah hulu nantinya akan menyebabkan sampah di daerah hilir semakin menumpuk."

Kesadaran mahasiswa Malang membuktikan bahwa harapan penyelamatan dan pelestarian lingkungan di bumi ini ada di tangan muda, seperti rekan sebaya mereka yang di belahan dunia lain. Mereka sadar mereka juga  yang kena getahnya kelak apabila kerusakan lingkungan dibiarkan.

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun