Kepala PATGTL Badan Geologi Rita Susilawati, berdasarkan sumur pantau air tanah, muka air tanah artesis di Bandung telah turun lebih dari 40 meter di bawah muka tanah. "Kondisi air tanah dikatakan aman bila muka air tanah artesis berada pada kedalaman kurang dari 20 meter di bawah muka tanah setempat," katanya pada Republika.Â
Bagaimana dengan mata air?  Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi  pada Mei 2023 mengakui saat ini, tinggal 67 mata air yang masih memiliki kandungan air.  Padahal informasi dari Citarum Harum sekitar tiga tahun lalu, dapat data lebih dari 100 mata air.Â
Indikasi-indikasi menimbulkan pertanyaan, apakah kota Bandung masih layak huni dan berkelanjutan?
Masih Layak Huni
Peneliti dari Bandung Food Smart City Theresia Gunawan menyampaikan Bandung masih layak huni.  Staf pengajar Universitas Parahyangan ini menyitir hasil survei  Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) pada 2022 dalam bentuk Indonesia Most Liveable City Index (MLCI).
Survei menunjukkan bahwa Bandung termasuk top-tier city yaitu kota dengan indek MLCI di atas rata-rata. Ada 28 kriteria yang digunakan untuk mengukur kelayakhunian sebuah kota, Bandung mempunyai indeks tertinggi dalam aspek energi, fasilitas peribadatan, keselamatan dan kesehatan kota.
Kalau dilihat dari sisi lingkungan, dari skala 1 sampai 100, aspek kebersihan kota mendapat nilai 69; aspek persampahan mendapat nilai 73, penyediaan air bersih 76; pengelolaan air kotor dan drainase 72; dan penataan kota secara keseluruhan 62.
"Tentunya, diperlukan upaya-upaya bersama untuk meningkatkan indeks MLCI ini agar membuat kota Bandung semakin layak dan nyaman untuk dihuni," ujar Theresia dalam wawancara dengan saya untuk Koridor.
Theresia menyorot aspek dari pengelolaan sampah adalah masalah yang signifikan di berbagai kota, termasuk Bandung. Pasalnya September menjadi bulan kelam bagi kota kembang itu sewaktu penutupan TPA Sarimukti yang menyebabkan darurat sampah.
Meskipun demikian dalam beberapa tahun terakhir, upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah telah dilakukan melalui program seperti pengurangan sampah, daur ulang, dan peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah.
Namun, masalah sampah masih menjadi tantangan, seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan kapasitas TPA Sarimukti sudah tidak mampu lagi menampung sampah yang ada.