Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Masih Ada Peluang Bandung Jadi Kota Berkelanjutan

1 Oktober 2023   13:52 Diperbarui: 1 Oktober 2023   14:24 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung 2023, jumlah produksi sampah di Kota bandung mencapai 1.594,18 ton per hari pada 2022.  Dari jumlah tersebut, sampah makanan menjadi penyumbang terbesar yaitu  709,73 ton per hari  atau sebesar 44,52 persen.

Bagaimana dengan kemacetan?  Survei dari "Asian Development Outlook 2019--Update" yang diterbitkan September 2022, ADB menempatkan Bandung pada urutan ke-14 kota termacet di Asia, di atas DKI Jakarta urutan ke 17.

Pada 9 Februari lalu Kabid Lalu Lintas dan Perlengkapan Jalan Dinas Perhubungan setempat, Khairul Rijal mengungkapkan penyebab utama lalu lintas di Kota Bandung sering macet, yaitu jumlah kendaraan nyaris sama dengan penduduk. 

Populasi di Bandung jumlahnya 2,4 juta orang, sedangkan kendaraan ada 2,2 juta unit. Ini artinya rasionya nyaris 1: 1 atau setiap manusia di kota kembang itu, mempunyai satu kendaraan. Dari 2,2 juta unit, sebanyak 1,7 juta motor dan mobil 500 ribuan. Pergerakan volume kendaraan di Bandung dominan pagi hari. Bisa nyaris 50 ribu unit dalam tiga jam.

Menurut Peneliti Cece Sorbana dari Fakultas Ilmu Budaya Unpad dalam tulisannya bertajuk  "Bandung Kota untuk Semua: Harapan dan Tantangan yang Selaras" dengan Suistanable Development Goals  dalam Jurnal  Metahumaniora  Volume 10  Desember 2020 mengungkapkan kemacetan terjadi karena kurangnya ketersediaan transportasi umum yang baik di Kota  Bandung sehingga berakibat pada keengganan masyarakat untuk beralih dari transportasi pribadi ke umum.

Di samping itu, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kemacetan, antara lain kedisiplinan pengendara, kurang seimbangnya volume jalan dengan jumlah kendaraan yang setiap hari beroprasi, tempat parkir yang kurang memadai pada setiap lokasi tujuan, dan parkir liar.

"Perlu menjadi perhatian secara sungguh-sungguh dari pemerintah adalah fakta bahwa 95 persen penduduk Kota Bandung tidak ingin beralih menggunakan moda  transportasi umum karena waktu tempuh yang relatif lama dan tidak praktis," ujar Cece dalam tulisannya.

Bagaimana dengan Ruang Terbuka Hijau? Buku Bandung Dalam Angka Tahun 2022 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung,  terdapat 759 taman kota dengan total luas 2.170.134,11 meter persegi.

Taman-raman tersebut tersebar di 30 kecamatan di Kota Bandung. Kecamatan Bandung Wetan tercatat menjadi kecamatan dengan jumlah taman terbanyak, sebanyak 60 taman dengan luas toal mencapai 321.062,33 meter persegi. Sementara urutan berikutnya adalaj kecamatan Buah Batu memiliki 47 taman seluas 30.322,31 meter persegi.

Selanjutnya, Kecamatan Arcamanik menjadi kecamatan dengan luas taman terluas yaitu 689.090,23 meter persegi dengan jumlah taman sebanyak 45 taman. Sementara itu, Potensi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bandung seluas 2.048,97 hektar atau 12,25 persen dari total keseluruhan luas Kota Bandung

Tantangan lainnya ialah ketersediaan air.  Pada awal 2023 Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Badan Geologi mengatakan berdasarkan pantauan, kondisi air tanah di Bandung untuk beberapa lokasi telah mengalami kondisi kritis hingga rusak. Hal itu, ditunjukkan dari penurunan muka air tanah yang terus berlanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun